RIAU24.COM - Priguna Anugerah Pratama (PAP), seorang dokter residen anestesi peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pemerkosaan terhadap keluarga pasien.
Pihak kepolisian menyebut ada indikasi kelainan perilaku seksual pada pelaku.
"Dari pemeriksaan beberapa hari ini memang kecenderungan pelaku ini mengalami sedikit kelainan dari segi seksual ya," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jabar, Kombes Pol Surawan, di Polda Jabar, Rabu (9/4/2025).
Dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku disebut memiliki fetish terhadap orang yang tak sadarkan diri.
Meski begitu, pemeriksaan terus dilakukan untuk pendalaman lebih lanjut. Pihak kepolisian juga akan melibatkan ahli psikologi dan forensik guna memperkuat dugaan adanya penyimpangan seksual pada diri pelaku.
Apa pemicu seseorang mengalami kelainan seksual?
Psikiater dr Lahargo Kembaren, Sp KJ, mengatakan seseorang yang mengalami kelainan perilaku seksual, diperlukan pemeriksaan atau assessment yang menyeluruh.
"Jadi yang biasanya kita lakukan dengan wawancara psikiater yang terstruktur, dan juga adalah instrumen untuk melihat kapasitas mentalnya, keperibadian dasarnya, dan berbagai gejala-gejala yang ada pada orang ini," katanya saat ditemui di gedung Trans TV, Kamis (10/4/2025).
Menurutnya, perilaku seksual menyimpang yang menimbulkan penderitaan bagi orang lain atau berdampak hukum bisa saja dipicu oleh dorongan seksual yang sangat tinggi.
Kondisi tersebut, lanjutnya, bisa jadi disebabkan oleh beberapa faktor, seperti gangguan mental organik yang berkaitan dengan fungsi otak, gangguan perilaku akibat penyalahgunaan zat (seperti alkohol, sabu-sabu, atau ekstasi), serta adiksi terhadap pornografi yang tergolong dalam behavior addiction atau kecanduan perilaku.
Tak hanya itu, dr Lahargo juga menyebut perilaku menyimpang juga bisa berkaitan dengan gangguan psikotik, saat seseorang sulit membedakan antara realitas dan halusinasi, maupun gangguan mood seperti bipolar. Pada fase mania dalam gangguan bipolar, dorongan seksual seseorang dapat meningkat secara ekstrem hingga tak mampu memperhitungkan konsekuensi dari tindakannya.
"Nah, hal-hal itu semua perlu kemudian dikonfirmasi lewat melakukan assessment yang lengkap tadi. Baru kita bisa pastikan yang bersambutan ini melakukan perilaku itu, itu karena penyebab yang mana dari aspek kesehatan mental," lanjutnya. ***