RIAU24.COM - Juru bicara angkatan bersenjata Houthi, Yahya Saree, pada hari Minggu (30 Maret), mengklaim bahwa kapal induk USS Harry S. Truman diserang tiga kali dalam 24 jam terakhir oleh anggota gerakan radikal Ansar Allah (Houthi) Yaman, menurut kantor berita Rusia TASS.
"Dalam 24 jam terakhir, angkatan bersenjata kami terlibat dalam pertempuran dengan sekelompok kapal perang musuh yang dipimpin oleh kapal induk AS Harry Truman tiga kali di Laut Merah. Operasi balasan melibatkan pasukan rudal, kendaraan udara tak berawak dan pasukan angkatan laut yang menggunakan beberapa rudal jelajah dan drone," kata Saree selama siaran langsung di saluran TV Al-Masirah.
Presiden AS Donald Trump, pada 15 Maret, mengumumkan operasi militer terhadap pemberontak Houthi, yang kira-kira menguasai sepertiga wilayah Yaman. Operasi itu sebagai tanggapan atas serangan Houthi terhadap kapal komersial di Laut Merah dan Teluk Aden.
Trump mengancam Iran dengan serangan
Sementara itu, presiden AS memperingatkan Iran tentang konsekuensi parah jika gagal mencapai kesepakatan nuklir dengan Amerika Serikat, mengatakan pada hari Minggu (30 Maret) bahwa akan ada pemboman seperti yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.
Berbicara kepada NBC News dalam sebuah wawancara telepon, Trump mengatakan, "Jika mereka tidak membuat kesepakatan, akan ada pemboman."
Dia juga menyebutkan kemungkinan memberlakukan tarif sekunder pada negara itu.
Dia menegaskan bahwa para pejabat dari kedua belah pihak saat ini sedang berbicara, meskipun tidak ada kemajuan signifikan yang dibuat sejak AS menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 pada 2018.
ran menolak pembicaraan langsung dengan AS mengenai program nuklir meskipun Trump memperingatkan
Komentarnya muncul tak lama setelah Presiden Iran Masoud Pezeshkian menanggapi surat yang dikirim oleh Trump kepada Pemimpin Tertinggi Iran, yang menyatakan bahwa Teheran tidak akan terlibat dalam pembicaraan langsung dengan Washington.
"Kami tidak menghindari pembicaraan; pelanggaran janji yang telah menyebabkan masalah bagi kami sejauh ini," kata Pezeshkian dalam pidato yang disiarkan televisi.
"Mereka harus membuktikan bahwa mereka dapat membangun kepercayaan," pungkasnya.
(***)