Mengerikan, Ada Kasus Langka Sindrom Wajah Iblis, Muka Terlihat Seperti Setan

R24/dev
Mengerikan, Ada Kasus Langka Sindrom Wajah Iblis, Muka Terlihat Seperti Setan
Mengerikan, Ada Kasus Langka Sindrom Wajah Iblis, Muka Terlihat Seperti Setan

RIAU24.COM - Bayangkan jika setiap kali melihat wajah, muka tersebut tampak terdistorsi. Bagi mereka yang memiliki kondisi sangat langka yang dikenal sebagai prosopometamorphopsia (PMO), yang menyebabkan fitur wajah tampak terdistorsi, itu adalah kenyataan.

Hal ini juga dialami oleh Victor Sharrah (59).

Secara mendadak, dia menyadari bahwa wajah orang-orang di sekitarnya tampak seperti setan. Telinga, hidung, dan mulut mereka terentang ke belakang, dan terdapat lekukan dalam di dahi, pipi, dan dagu mereka.

"Rasanya seperti menatap setan. Bayangkan bangun di suatu pagi dan tiba-tiba semua orang di dunia tampak seperti makhluk dalam film horor," kata Victor.

Distorsi tersebut hanya muncul ketika dia melihat orang secara langsung, bukan dalam foto atau melalui layar komputer.

Hal ini memberi para peneliti kesempatan untuk memvisualisasikan seperti apa wajah yang melengkung pada seseorang dengan PMO, sesuatu yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya. Para peneliti di Dartmouth College menciptakan representasi digital dari apa yang dialami Sharrah.

Untuk menciptakan visual, para peneliti meminta Sharrah untuk menjelaskan perbedaan antara foto wajah orang dan orang sungguhan yang berdiri di depannya. Para peneliti kemudian menggunakan perangkat lunak penyunting gambar untuk memodifikasi gambar agar sesuai dengan deskripsi Sharrah.

Gejala PMO sering kali hilang setelah beberapa hari atau minggu, meskipun dalam beberapa kasus gejala tersebut dapat bertahan selama bertahun-tahun. Sharrah mengatakan bahwa ia masih melihat wajah-wajah jahat.

Para peneliti memberikan dua kemungkinan pemicu untuk kasus Sharrah. Pertama, ia mengalami keracunan karbon monoksida empat bulan sebelum gejala PMO-nya muncul. Kedua, ia mengalami cedera kepala yang parah pada usia 43 tahun: Saat ia mencoba membuka pegangan pada trailernya, Sharrah terjatuh ke belakang dan kepalanya terbentur beton. Menurut penelitian tersebut, pemindaian MRI menunjukkan adanya lesi di sisi kiri otaknya.

Penulis utama penelitian tersebut, Antônio Mello, seorang mahasiswa Ph.D. yang bekerja di Laboratorium Persepsi Sosial Dartmouth, mengatakan bahwa orang lain telah menghubungi laboratorium tersebut dengan gejala PMO yang sangat berbeda dari yang dialami Sharrah.

"Beberapa orang telah melihat distorsi wajah sejak mereka mengingatnya, sejak mereka masih anak-anak," kata Mello. "Setidaknya bagi mereka, mustahil untuk menemukan satu kejadian tunggal yang menjadi penyebabnya."

Terdapat kurang dari 100 laporan kasus PMO yang dipublikasikan. Para peneliti menduga kondisi ini disebabkan oleh disfungsi jaringan otak yang menangani pemrosesan wajah, meskipun mereka belum sepenuhnya memahami pemicunya. Beberapa kasus telah dikaitkan dengan trauma kepala, stroke, epilepsi, atau migrain, tetapi ada juga orang yang mengalami PMO tanpa perubahan struktural yang nyata pada otak mereka. ***

 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak