RIAU24.COM - Dalam insiden tragis, lebih dari 40 warga Pakistan kehilangan nyawa setelah sebuah kapal yang membawa 80 migran menuju Spanyol terbalik di dekat Maroko, kata Kantor Luar Negeri Pakistan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (16 Januari).
Menurut kelompok hak migran, Walking Borders, hingga 50 orang mungkin tenggelam dalam tragedi tersebut.
Pihak berwenang Maroko berhasil menyelamatkan 36 orang sehari sebelumnya dari kapal yang meninggalkan Mauritania pada tanggal 2 Januari dengan 86 migran, termasuk 66 warga Pakistan.
CEO Walking Borders Helena Maleno mengatakan bahwa 44 dari mereka yang meninggal adalah warga Pakistan.
"Lima puluh orang tewas di atas kapal yang menuju Kepulauan Canary, empat puluh empat korban adalah warga Pakistan. Mereka menghabiskan 13 hari dalam penderitaan di penyeberangan tanpa ada yang datang menyelamatkan mereka," tulisnya di X.
Tim dari Kedutaan Besar Pakistan dikirim untuk membantu para korban
Kantor Luar Negeri Pakistan menyatakan bahwa kedutaannya di Maroko terus berkomunikasi dengan otoritas setempat untuk membantu operasi penyelamatan. Sebuah tim dari kedutaan Pakistan di Maroko juga telah dikirim ke Dakhla untuk mendukung warga negara Pakistan dan memberikan bantuan yang diperlukan.
"Kedutaan Besar kami di Rabat (Maroko) telah memberi tahu kami bahwa sebuah kapal yang membawa 80 penumpang, termasuk beberapa warga negara Pakistan, yang berangkat dari Mauritania, telah terbalik di dekat pelabuhan Dakhla, Maroko. Beberapa korban selamat, termasuk warga negara Pakistan, ditampung di sebuah kamp dekat Dakhla. Kedutaan Besar kami di Rabat sedang berkomunikasi dengan pihak berwenang setempat. Selain itu, sebuah tim dari Kedutaan Besar telah dikirim ke Dakhla untuk membantu warga negara Pakistan dan memberikan bantuan yang diperlukan," kata pernyataan tersebut.
Unit Manajemen Krisis di Kementerian Luar Negeri juga telah diaktifkan.
"Unit Manajemen Krisis (CMU) di Kementerian Luar Negeri telah diaktifkan dan Wakil Perdana Menteri/Menteri Luar Negeri telah menginstruksikan lembaga Pemerintah terkait untuk memperluas semua fasilitasi yang memungkinkan bagi warga Pakistan yang terkena dampak," tambah Kantor Luar Negeri Pakistan.
PM Sharif sampaikan duka cita atas insiden tersebut
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menyampaikan duka cita bagi mereka yang kehilangan nyawa dalam insiden tersebut.
Ia juga memerintahkan Kementerian Luar Negeri untuk berkoordinasi dengan pemerintah setempat guna menemukan korban hilang, menyelamatkan korban selamat, dan membawa pulang jenazah korban yang meninggal dalam tragedi ini.
"Berita yang sangat mengganggu tentang sebuah kapal yang terbalik di lepas pantai Maroko, yang membawa lebih dari 80 penumpang termasuk beberapa warga Pakistan, telah mengejutkan saya dan seluruh bangsa. Saya telah memerintahkan Kementerian Luar Negeri kami untuk menginstruksikan stafnya di Maroko untuk segera memastikan fakta-fakta dan berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk menemukan yang hilang, menyelamatkan yang selamat, dan membawa kembali jenazah mereka yang kehilangan nyawa dalam tragedi ini," PM Sharif memposting di X.
PM juga meyakinkan bahwa tindakan tegas akan diambil terhadap mereka yang terlibat dalam tindakan perdagangan manusia yang kejam.
"Kami akan terus menindak tegas para pedagang manusia dan agen-agen di Pakistan yang menjebak warga sipil tak bersalah ke dalam perangkap berbahaya ini," katanya.
Kejadian serupa terjadi pada bulan Desember 2024
Peristiwa ini terjadi sebulan setelah lebih dari 80 warga Pakistan tenggelam setelah perahu yang membawa mereka terbalik di dekat Yunani pada malam antara 13 dan 14 Desember 2024.
Meskipun sebanyak 36 warga negara Pakistan berhasil diselamatkan, sisanya masih hilang dan menurut laporan Kedutaan Besar Pakistan, diduga telah meninggal.
Kapal-kapal yang berangkat dari pelabuhan Tobruk di Libya juga membawa warga negara Bangladesh, Mesir, dan Sudan.
(***)