RIAU24.COM -Salah satu warga negara Indonesia yang tinggal di Los Angeles membagi pengalaman dia saat kebakaran awal menerjang wilayah itu.
WNI bernama Rosdiana ingat betul momen menakutkan pada 7 Januari di Pasadena, hari saat dia dan banyak warga lain melihat kobaran api.
"Menakutkan sekali saat malam itu, sebelum saya evakuasi, saya melihat langit di depan rumah berwarna merah dan orange, dari yang hanya sebagian sampai yang menutupi semua," kata dia ke CNNIndonesia.com, Selasa (14/1).
"Seperti diserbu badai api," lanjut Rosdiana.
Di hari itu pula, dia mendapat perintah dalam bentuk SMS untuk segera evakuasi. Rosdiana sempat bertahan di rumah.
Namun, asap yang terus menyebar dan menyesakkan dada membuat dia akhirnya memilih mengungsi ke tempat rekannya di San Gabriel.
WNI itu mengungsi selama empat hari. Kini, Rosdiana telah kembali ke kediamannya.
Menurut dia, saat ini udara di Pasadena juga berangsur membaik. Kobaran api, langit merah, dan asap hitam tak lagi terlihat.
"Hanya saja di sebagian daerah Pasadena dan Altadena, pipa gas dimatikan dari pusat dan air dilarang untuk minum dan masak menggunakan air tap karena kemungkinan ada racun dari bahan pemadam kebakaran," ungkap Rosdiana.
Los Angeles dilanda kebakaran sejak awal pekan lalu. Dalam hitungan menit api menyebar begitu cepat.
Api kian membesar diduga karena angin kencang dan udara kering imbas krisis iklim. Dugaan kedua faktor ini turut menyulitkan petugas memadamkan api.
Rosdiana di kesempatan ini juga mengatakan respons petugas di Pasadena lamban.
"Penanganan kebakaran saya nilai terlalu terlambat untuk di daerah Altadena dan pasadena, pihak pemadam kebakaran sedang fokus dengan kebakaran di Palisades yang sudah sejak beberapa hari sebelumnya," kata dia.
WNI itu juga menyesalkan akses air yang cukup sulit di titik-titik dekat kebakaran.
Menurut dia pemerintah Los Angeles seharusnya belajar dari pengalaman karena nyaris tiap tahun wilayah ini mengalami kebakaran.
"Seharusnya pemerintah lokal lebih memperhatikan bagaimana perbaikan penanganan kebakaran hutan (wild fire)," imbuh perempuan asal Indonesia itu.
Kebakaran Los Angeles kali ini menyebabkan 24 orang meninggal dan sekitar 9.000 bangunan hancur. Pihak berwenang menyebut korban tewas akan terus bertambah.
(***)