Studi: Cedera Kepala Dapat Membangkitkan Virus 'Mati' Di Dalam Tubuh

R24/tya
Gambar representatif /Agensi
Gambar representatif /Agensi

RIAU24.COM Kekebalan tubuh mungkin akan terganggu ketika kepala atau otak terkena pukulan serius dan berulang-ulang.

Sebuah studi baru telah menemukan bahwa ketukan seperti itu dapat 'membangunkan' dan membuat virus di dalam tubuh yang telah ditangkap oleh sistem kekebalan tubuh.

Studi ini dilakukan dengan menggunakan 'otak mini' sel induk dan mengungkapkan bahwa infeksi virus herpes simpleks 1 (HSV-1), yang sudah dinetralkan oleh sistem kekebalan tubuh kita, hidup kembali saat jaringan otak mengalami cedera.

"Kami berpikir, apa yang akan terjadi jika kami membuat model jaringan otak mengalami gangguan fisik, sesuatu yang mirip dengan gegar otak?" kata Dana Cairns, seorang insinyur dari Tufts University di AS.

Peneliti ingin memeriksa apakah HSV-1 akan bangun dan memulai proses neurodegenerasi.

Temuan

Dalam representasi jaringan seperti otak, para peneliti mencatat bahwa gumpalan dan kusut protein telah terbentuk seminggu setelah cedera. Ini berpotensi berubah menjadi penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.

Para peneliti telah mencatat peningkatan penyakit neurodegeneratif di antara pasien yang menderita cedera otak traumatis, termasuk ensefalopati traumatis kronis (CTE).

Juga terungkap bahwa otak mini yang berusia delapan minggu lebih baik dalam mengatasi cedera daripada mereka yang berusia empat minggu. Ini berarti bahwa otak muda yang sedang berkembang berisiko lebih tinggi terkena penyakit neurodegeneratif pasca trauma kepala.

"Hasil kami menunjukkan bahwa TBI menyebabkan reaktivasi HSV-1 laten dalam model otak 3D kami dan jika cedera berulang, kerusakannya jauh lebih besar daripada setelah satu pukulan," kata peneliti.

Para ilmuwan mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui bagaimana mengurangi atau menghentikan pengaruh atau kerusakan yang disebabkan oleh cedera kepala, seperti pengobatan anti-inflamasi dan antivirus setelah cedera, sehingga mencegah reaktivasi HSV-1 di otak dan mengurangi perkembangan selanjutnya dari penyakit Alzheimer.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak