RIAU24.COM - Brigade al-Qassam atau yang lebioh dikenal dengan sebutan Hamas, menyatakan siap memebebaskam 34 sandera setelah organisasi mengenai gencatan senjata secara tidak langsung dengan Israel kembali dilanjutkan.
Kepastian ini disampaikan salah satu perwakilan Hamas usai tim negosiasi kedua belah pihak dimediasi oleh Qatar, Mesir dan Amerika Serikat beberapa bulan lalu.
Israel sendiri menyatakan menyetujui perundingan kembali mengenai gencatan senjata yang digelar di Qatar.
Pembicaraan itu digelar beberapa hari sebelum pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat pada 20 Januari.
Rencana pembebasan sandera oleh Hamas tersebut masuk dalam "tahap pertama" pertukaran sandera dengan Israel, seperti dikutip dari AFP.
"Hamas setuju untuk membebaskan 34 tahanan dari daftar yang telah diajukan Israel sebagai bagian dari tahap pertama pertukaran tahanan dengan Israel," demikian keterangan perwakilan Hamas kepada AFP.
Perundingan tersebut kembali dilakukan pada Minggu (5/1) saat Israel kembali membombardir Gaza dan menewaskan 23 warga Palestina.
Selama 15 bulan agresi Israel, tercatat hanya sekali kesepakatan gencatan senjata yaitu pada November 2023. Total 80 sandera Israel dibebaskan dan 240 sandera Palestina juga dilepas Israel dalam gencatan senjata tersebut saat itu.
Hamas menangkap sekitar 251 warga Israel sebagai sandera pada serangan 7 Oktober 2023 yang memicu agresi Israel ke Gaza. Total saat ini masih ada sekitar 96 sandera lagi.
Israel menyatakan bahwa 34 sandera lainnya dinyatakan tewas.
Sementara itu, kantor Perdana Menteri Israel mengatakan Hamas belum memberikan daftar nama sandera yang berpotensi akan dibebaskan berdasarkan kesepakatan.
Meski demikian, Hamas menyatakan masih butuh waktu untuk memastikan kesiapan mereka untuk membebaskan sandera.
Salah satu orang dalam Hamas dengan identitas anonim membeberkan pertukaran awal sandera akan mencakup semua wanita, anak-anak, dan tawanan sakit yang masih disandera di Gaza.
(***)