Rocky Gerung Ungkap cara Buktikan dugaan Korupsi Jokowi, Sebut: Tak Perlu Pake Alat

R24/zura
Rocky Gerung Ungkap cara Buktikan dugaan Korupsi Jokowi, Sebut: Tak Perlu Pake Alat.
Rocky Gerung Ungkap cara Buktikan dugaan Korupsi Jokowi, Sebut: Tak Perlu Pake Alat.

RIAU24.COM -Rocky Gerung turut menyoroti sikap Presiden ke-7 RI, Joko Widodo atau yang kerap disapa Jokowi, setelah masuk sebagai tokoh terkorup di dunia berdasarkan hasil riset Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP).

Menurutnya, terlihat raut wajah Jokowi yang dinilai bingung sekaligus jengkel ketika wartawan menanyakan responsnya terkait penetapan sebagai pemimpin korup versi OCCRP.

"Beliau (Jokowi) kan bertanya yang mana yang dikorupsi atau apa buktinya tuh, justru dalam upaya pembuktian hukum pun, tidak mungkin diberikan karena rezimnya otoriter," kata Rocky dengan menirukan pernyataan Jokowi pada kanal Youtube Rocky Gerung Official, Kamis (2/1/2025).

Rocky kemudian mengibaratkan Jokowi seperti maling yang menginginkan pembuktian. 

Menurutnya, pengibaratan ini akibat pernyataan Jokowi yang meminta bukti terkait penetapannya sebagai tokoh korup di dunia versi OCCRP.

"Nah, kalau ada orang di depan maling tersebut udah diterabas kepalanya kalau bertanya 'mana buktinya' kalau gue nyuri," jelas Rocky.

Jokowi kata Rocky, dalam 10 tahun kepemimpinannya juga sudah merusak sistem hukum Indonesia yang sekarang menjadi ambruk, dan berakibat pada poin-poin bernegara yang telah rusak.

Rocky menegaskan, bahwa untuk membuktikan dugaan korupsi Jokowi tidak lagi diperlukan peralatan hukum karena sistem hukumnya sudah dikendalikan dari pusat kekuasan langsung.

Selain melihat dari raut wajah Jokowi, Rocky juga mengatakan terdapat semacam keinginan dari para pendukung Jokowi untuk membuktikan bahwa hasil riset dari OCCRP itu tidak benar adanya.

"Nah silahkan sebetulnya, 'Pak Jokowi protes sebagai mantan presiden, kita tidak ingin Jokowi disesatkan oleh opini publik'. Mereka merasa bahwa itu penyesatan opini," jelasnya sambil meniru pernyataan pendukung Jokowi.

"Pak Jokowi mesti lakukan semacam tuntutan pidana saja ke jurnalis internasional," sambungnya masih meniru pernyataan pendukung Jokowi.

"Apa yang mau dituntut, ya memang engga ada, karena sifat dari investigasi itu tidak memungkinkan data-data itu diucapkan secara faktual. Jurnalisme investigasi itu hanya menyampaikan kejujuran," pungkasnya.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak