RIAU24.COM - Universitas-universitas di Amerika Serikat telah mengirim email kepada mahasiswa dan staf internasional yang meminta mereka untuk kembali ke kampus sebelum masa jabatan Presiden terpilih Donald Trump dimulai pada 20 Januari di tengah ketegangan atas deportasi massal yang diusulkannya.
Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh BBC, banyak lembaga pendidikan tinggi di AS khawatir tentang ketidakpastian yang membayangi masa depan siswa dan staf mereka yang terdaftar di tengah rencana deportasi massal imigran yang diusulkan oleh Trump.
Selama kampanye pemilihan, Trump telah bersumpah untuk melakukan deportasi terbesar dalam sejarah negara itu dan bahkan melibatkan militer AS dalam operasi tersebut.
Menurut Portal Imigrasi Pendidikan Tinggi, lebih dari 400.000 siswa tidak berdokumen telah mendaftar untuk pendidikan tinggi di universitas-universitas Amerika Serikat.
Para pejabat dalam pemerintahan Trump yang akan datang telah menyarankan untuk menciptakan fasilitas penahanan besar untuk menahan imigran tidak berdokumen yang ada dalam daftar deportasi.
Inilah yang dilakukan universitas di Amerika Serikat
Berbicara kepada BBC, profesor University of Colorado Denver Chloe East mengatakan, "Semua mahasiswa internasional khawatir saat ini."
"Siswa sangat kewalahan dan stres saat ini sebagai akibat dari ketidakpastian seputar imigrasi. Banyak siswa memiliki kekhawatiran tentang visa mereka dan apakah mereka akan diizinkan untuk melanjutkan pendidikan mereka," kata Prof East.
Sebuah peringatan perjalanan dikeluarkan oleh University of Massachusetts pada bulan November untuk fakultas dan mahasiswa internasional, meminta mereka untuk sangat mempertimbangkan kembali ke kampus sebelum Trump menjabat.
"Berdasarkan pengalaman sebelumnya dengan larangan perjalanan yang diberlakukan dalam Administrasi Trump pertama pada tahun 2016, Kantor Urusan Global membuat saran ini karena sangat hati-hati," kata perguruan tinggi.
Universitas Wesleyan dan Institut Teknologi Massachusetts juga mengeluarkan saran perjalanan dan mengimbau staf dan mahasiswa untuk kembali ke negara itu sebelum hari pelantikan.
Sementara itu, Kantor Mahasiswa dan Cendekiawan Internasional di Universitas Yale menyelenggarakan webinar untuk mengatasi kekhawatiran mahasiswa mengenai potensi pergeseran kebijakan imigrasi.
(***)