Cerita Calon Bupati Bengkalis Syahrial, Tentang Tingginya Antusiasme Perubahan di Duri Hingga Dapat Bantuan Donasi

R24/riko
Foto (istimewa)
Foto (istimewa)

RIAU24.COM - Pasangan Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Bengkalis, Syahrial - Andika Sakai mengaku terharu dengan dukungan yang diterimanya dari masyarakat di Kecamatan Mandau, Bengkalis.

Kecamatan Mandau merupakan daerah dengan angka Daftar Pemilih Tetap (DPT) terbesar di Bengkalis, bahkan di Pilkada 2020, DPT di Kecamatan Mandau mencapai 100.168 orang.

Mandau yang identik disebut dengan Kota Duri ini, merupakan daerah padat penduduk dan juga daerah paling heterogen di Kabupaten Bengkalis.

Diceritakan Syahrial, dirinya mulai turun ke Duri sejak 'cooling system' yang dilaksanakan oleh Polda Riau, dan saat itu langsung menggelar beberapa pertemuan dengan tokoh masyarakat. 

"Duri itu kan heterogen, hampir semua suku ada disana, Melayu, Minang, Jawa, Batak, Bugis, bahkan Sunda ada disana. Beberapa tokoh sudah kita jumpai, terutama jaringan keluarga dan juga mesin politik dari Engah Eet (Indra Gunawan Eet)" ujar Syahrial, yang merupakan Ketua Tim ESA Mantab di Pilkada Bengkalis 2020 ini, Senin (16/9/2024).

Diakui Syahrial, dalam acara 'Cooling System' yang dilaksanakan di Kecamatan Mandau pada selasa lalu, banyak tokoh masyarakat yang hadir dan memanfaatkan momen itu untuk langsung meminta kontak Syahrial.

"Banyak tokoh yang meminta kontak saya, dan ingin mengatur pertemuan untuk mendengarkan visi misi saya secara langsung. Ada yang minta pertemuannya di ekspose, ada juga yang secara diam-diam. Bahkan, tokoh dari Kecamatan Batin Solapan juga ikut mengundang kami," katanya.

Pada dasarnya, ungkap Syahrial, semangatnya untuk Memerdekan ASN/Honorer, Memerdekakan Penerima Bansos, dan Memerdekakan Pengusaha Lokal lewat Hilirisasi APBD, diterima dengan baik oleh tokoh masyarakat. 

"Ternyata keresahan saya dan Andika Sakai juga dirasakan oleh tokoh masyarakat, makanya mereka menyatakan siap mendukung perubahan di Bengkalis, ada yang siap bergerak terang-terangan, ada juga yang akan bergerak secara gerilya," jelasnya.

Salah satu keluhan terbesar para tokoh ini, kata Syahrial , adalah rasa tidak nyaman dalam beraktivitas, karena mereka merasa berada di bawah intimidasi dan intervensi.

"Intinya masyarakat merasa tidak bebas dalam berbicara dan bersikap, makanya ketika kita menawarkan perubahan, dukungan langsung mengalir deras," tuturnya.

Selain itu, Syahrial dan Andika juga menerima banyak aspirasi, seperti penggantian jabatan Camat Mandau yang dijabat oleh adik ipar Bupati yang sudah masuk 9 tahun.

Sebagai informasi, Camat Mandau diisi oleh adik ipar dari Bupati Bengkalis Kasmarni, yakni Riki Rihardi. Riki sendiri dilantik oleh abangnya, Amril Mukminin yang saat itu merupakan Bupati Bengkalis. Amril Mukminin merupakan suami dari Kasmarni.

Syahrial yang merupakan alumni S2 Kebijakan Publik Universitas Riau ini menilai, wajar masyarakat mengeluh dengan jabatan camat yang tidak pernah berganti ini.

Sebab, jika dilihat secara perspektif akademisi, kekuasaan itu harus dibatasi, karena jika tidak dibatasi akan menimbulkan kerusakan.

"Kalau istilah umum di dunia akademik itu ada 'power tends to corrupt and absolute power corrupt absolutely'," tambahnya. 

Kemudian, ada juga harapan lain dari masyarakat di Kecamatan Mandau yang dititipkan kepada Syahrial- Andika Sakai, yaitu pembukaan lapangan pekerjaan.

Untuk persoalan lapangan pekerjaan ini, menurut Syahrial, hanya bisa diselesaikan dengan mendatangkan investor supaya bisa membuka usaha di Bengkalis. 

"Kita dengan tim sudah mempersiapkan formulasi khusus untuk membuat investor tertarik berinvestasi di Bengkalis, kita tidak akan meminta upeti apalagi meminta saham kosong," jelasnya.

Meski investor diberi kemudahan, SANDI akan memastikan bahwa perusahaan tersebut wajib menampung anak Bengkalis dengan persentase diatas 60 persen.

"Kalau ternyata anak daerah tak dapat porsi banyak, perusahaannya kita cabut izinnya, dan pejabat di dinas terkait akan kita ganti. Komitmen kita untuk memperjuangkan tenaga kerja sudah tidak diragukan lagi," ulasnya.

Saking tingginya antusiasme untuk perubahan, kata Syahrial, dirinya menerima banyak sekali bantuan dari tokoh masyarakat di Kecamatan Mandau dan Kecamatan Batin Solapan.

Bentuk bantuan itu misalnya kesediaan logistik pertemuan, seperti kue-kue, kopi, teh, atau cemilan lainnya.

"Bahkan kemarin ada tokoh masyarakat, pak H Simamora, itu beliau sampai menggalang donasi untuk membantu pergerakan kita. Kita sangat menghargai bantuan-bantuan ini, karena kita memang bergerak dari harapan rakyat untuk perubahan," tutupnya. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak