Ditanya Fenomena Kotak Kosong di Pilkada 2024, Jokowi: Itu juga Ada Proses Demokrasinya

R24/zura
Ditanya Fenomena Kotak Kosong di Pilkada 2024, Jokowi: Itu juga Ada Proses Demokrasinya. (X/Foto)
Ditanya Fenomena Kotak Kosong di Pilkada 2024, Jokowi: Itu juga Ada Proses Demokrasinya. (X/Foto)

RIAU24.COM - Presiden Joko Widodo tak menyangkal ada kenyataan fenomena kotak kosong dalam pemilihan kepala daerah atau Pilkada 2024

Jokowi menyebutkan fenomena kotak kosong itu tidak dapat dihindari.

Baca Juga: Temuan Baru Bukti Gibran Pemilik Akun Fufufafa, Baskara Putra Curiga Bakal Ada Kambing Hitam   

“Ya memang kenyataannya di lapangan seperti itu. Itu kotak kosong pun juga ada proses demokrasinya,” kata Jokowi usai mengunjungi Pasar Soponyono, Surabaya, 6 September 2024, dikutip dari video Sekretariat Presiden.

Jokowi menyoroti, dari 500 titik pada kontestasi pilkada, hanya sekitar 40-an kotak kosong. 

“Saya kira ya itu kenyataan demokrasi di bawah seperti itu baik di kabupaten, di kota maupun di provinsi," ucapnya.

Sebelumnya Komisi Pemilihan Umum mengungkapkan bahwa sebanyak 41 daerah berpotensi hanya punya calon tunggal di pemilihan kepala daerah atau Pilkada 2024.

Meski begitu, KPU mengatakan akan tetap memfasilitasi hak pemilih untuk tidak memilih calon tunggal dan memilih kotak kosong atau yang juga disebut dengan surat suara tak berfoto. Bahkan, KPU telah mendesain surat suara untuk calon tunggal.

“Untuk calon tunggal itu nanti yang pertama, desainnya surat suara dengan foto pasangan calon, yang kemudian itu surat suara tidak berfoto, atau diawali dari surat suara yang tidak berfoto, lalu pasangan calon,” kata Anggota KPU RI Idham, Jumat, 30 Agustus 2024.

Baca Juga: Anindya Bakrie Disebut Kudeta Arsjad Rasjid untuk Naik Jadi Ketua Kadin, Berikut Kronologinya   

Idham melanjutkan meskipun calon tunggal hanya menjadi satu-satunya pasangan calon yang berkompetisi di pilkada, dia tetap bakal diundi.

Pengamat politik Universitas Airlangga, Siti Aminah, menilai bahwa kondisi kotak kosong merupakan erosi atau terkikisnya praktik demokrasi lokal. 

“Jadi kalau terjadi kotak kosong artinya erosi dalam praktek demokrasi lokal,” ujar dosen ilmu politik Unair dilansir Tempo, Kamis, 5 September 2024.

Dia menyarankan agar masyarakat memilih kotak kosong jika menginginkan kemenangan demokrasi lokal.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak