Apa yang Ada di Dalam Vape dan Mengapa Mereka Berbahaya Bagi Lingkungan?

R24/tya
i Inggris, setidaknya ada satu kematian terkait Xylazine di Inggris. Di tengah kekhawatiran penyalahgunaannya bisa tumbuh, para ahli memperingatkan bahwa itu bahkan menempatkan mereka yang menyuntikkan atau menggunakan obat kuat dalam risiko /Reuters
i Inggris, setidaknya ada satu kematian terkait Xylazine di Inggris. Di tengah kekhawatiran penyalahgunaannya bisa tumbuh, para ahli memperingatkan bahwa itu bahkan menempatkan mereka yang menyuntikkan atau menggunakan obat kuat dalam risiko /Reuters

RIAU24.COM - Peningkatan penggunaan dan prevalensi e-rokok (dikenal sebagai vape) telah meningkat dalam 15-20 tahun terakhir ke tingkat di mana ia telah menjadi titik perhatian.

Mereka dianggap tidak aman dan adiktif oleh pemerintah dari berbagai negara.

Pemerintah Australia telah memutuskan untuk melarang penjualan eceran barang tersebut.

Vape adalah produk sekali pakai yang mengandung sejumlah besar sumber daya berharga dan para ilmuwan belum menemukan cara untuk mendaur ulang limbah.

Tidak ada cara untuk mendaur ulang limbah elektronik (vape termasuk dalam kategori ini) sampai sekarang.

Vape sekali pakai lebih populer dan terdiri dari baterai, sensor tekanan, elemen pemanas, dan reservoir dengan e-liquid (dikenal sebagai jus).

Jika Anda mencoba memecah dan membongkar vape, Anda akan memiliki beberapa bagian yang membantu kami memahami cara kerjanya.

Berikut adalah berbagai bagian vape dan penggunaannya:

Perumahan: Itu terbuat dari aluminium yang ditutup di ujungnya menggunakan plastik. Tubuh utama terdiri dari beberapa grafis dan cat selesai.

Baterai: Vape mengandung baterai Lithium yang sangat kecil yang memiliki kepadatan daya tinggi. Ini dilakukan agar semburan energi yang tiba-tiba dapat dilepaskan untuk memastikan bahwa pasokan e-liquid bertahan lama.

Sensor tekanan: Ini digunakan sebagai perangkat switching. Ketika orang tersebut mengambil hambatan, itu menyala dan menyelesaikan sirkuit.

Reservoir E Liquid: E-liquid diisi di dalam tabung dan jenuh oleh bahan seperti busa. Cairan ini mengandung banyak bahan seperti propilen glikol, nikotin dan rasa lainnya. Dampak kesehatan dari bahan-bahan ini tidak diketahui.

Dalam beberapa tahun terakhir, pasar vape terus meningkat yang mengarah pada lebih banyak konsumsi.

Sekarang, ini menimbulkan masalah yang lebih buruk karena vape adalah salah satu kontributor utama dalam kategori limbah elektronik.

Selain itu, mereka menimbulkan risiko terbakar ketika dibuang ke tempat sampah karena baterai Lithium yang padat di dalamnya.

Penggunaan mengakibatkan hilangnya sumber daya yang besar yang sulit ditemukan dan berguna juga, yaitu Lithium dan Aluminium.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak