Korban Kebakaran di Hong Kong Meningkat Menjadi 146, Beijing Peringatkan Tentang Protes 'Anti-Tiongkok'

R24/tya
kebakaran gedung tinggi Hong Kong/ AFP
kebakaran gedung tinggi Hong Kong/ AFP

RIAU24.COM - Jumlah korban tewas akibat kebakaran yang melanda kompleks Wang Fuk Court di Hong Kong telah meningkat menjadi 146, pernyataan polisi pada hari Minggu (30 November), sementara pihak berwenang di Beijing memperingatkan warga agar tidak melakukan protes ‘anti-Tiongkok.’

Di lokasi kebakaran yang mengerikan, tim penyelamat telah memperluas pencarian mereka di sisa-sisa kompleks gedung tinggi yang hangus terbakar.

Petugas dari Unit Identifikasi Korban Bencana menemukan lebih banyak jenazah setelah memasuki tiga menara tambahan, tetapi memperingatkan jumlah tersebut dapat bertambah seiring berlanjutnya pekerjaan di dalam blok-blok yang terbakar.

Kebakaran paling mematikan dalam beberapa dekade

Kebakaran gedung pencakar langit di Hong Kong kini dianggap sebagai kebakaran gedung hunian paling mematikan di dunia sejak tahun 1980.

Bagi Hong Kong, ini adalah tragedi paling mematikan sejak tahun 1948, ketika kebakaran yang dipicu oleh ledakan menewaskan sedikitnya 135 orang.

Tiongkok peringatkan warga Hong Kong agar tidak melakukan protes

Tragedi ini telah memicu kemarahan publik atas kegagalan keselamatan kebakaran, kelalaian dalam pengawasan konstruksi, dan klaim bahwa peringatan diabaikan sebelum kebakaran.

Tekanan untuk akuntabilitas semakin meningkat, baik secara daring maupun di lapangan.

Lebih dari 1.000 warga mengantre di luar kompleks perumahan pada hari Minggu, meletakkan bunga, lilin, dan pesan tulisan tangan dalam suasana yang berlangsung hingga larut malam.

Pada hari Sabtu (29 November), otoritas keamanan nasional Tiongkok mengeluarkan pemberitahuan tegas yang memperingatkan warga agar tidak menggunakan bencana tersebut untuk menggelar protes atau mencoba menjerumuskan Hong Kong kembali ke dalam kekacauan.

"Kami dengan tegas memperingatkan para pengganggu anti-Tiongkok yang mencoba mengganggu Hong Kong melalui bencana," bunyi pernyataan itu.

Media Hong Kong melaporkan bahwa aktivis berusia 24 tahun, Miles Kwan, ditahan terkait petisi daring yang menyerukan investigasi independen atas kebakaran dan tuduhan korupsi.

Petisi tersebut mengumpulkan lebih dari 10.000 tanda tangan dalam 24 jam.

Berbicara sehari sebelum penangkapannya, Kwan mengatakan kepada AFP, "kita perlu jujur ​​tentang bagaimana Hong Kong saat ini penuh dengan lubang, baik di dalam maupun di luar."

Polisi tidak mengonfirmasi penahanannya, hanya mengatakan bahwa tindakan akan diambil sesuai dengan keadaan sebenarnya dan sesuai dengan hukum.

Petisi kedua, yang diluncurkan oleh seorang warga Tai Po yang tinggal di luar negeri, juga telah mendapatkan dukungan dengan lebih dari 2.700 tanda tangan hingga hari Minggu.

"Pemerintah berutang pertanggungjawaban yang tulus dan eksplisit kepada warga Hong Kong," bunyi petisi tersebut.

Pihak berwenang telah menangkap 11 orang sejauh ini terkait kebakaran tersebut.

Pekerjaan konstruksi telah dihentikan di 30 lokasi pembangunan swasta di seluruh kota, dan satuan tugas antardepartemen sedang menyelidiki penyebab kebakaran tersebut.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak