RIAU24.COM - Pengadilan Rusia pada hari Kamis menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada delapan orang atas ledakan dahsyat tahun 2022 yang menghancurkan sebagian jembatan Krimea.
Serangan tersebut, baik Kyiv maupun Moskow, dikatakan diorganisir oleh dinas rahasia Ukraina.
Lima orang tewas ketika jembatan jalan raya dan rel kereta api Kerch sepanjang 19 kilometer (12 mil) dihantam ledakan bom truk pada 8 Oktober 2022, delapan bulan setelah Moskow melancarkan serangan besar-besaran terhadap Ukraina.
Kyiv kemudian mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, dengan mengatakan bahwa serangan itu bertujuan untuk menghambat logistik Moskow.
Semenanjung Krimea yang dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014 telah menjadi rute pasokan utama bagi pasukan Rusia yang bertempur di selatan Ukraina.
"Para terdakwa dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup," kata pengadilan militer selatan Rusia di kota Rostov-on-Don melalui Telegram.
“Serangan itu membakar tujuh kapal tanker minyak yang sedang diangkut dengan kereta api dan meruntuhkan dua ruas jalan raya,” kata Rusia.
Para pria itu diadili dalam sidang tertutup di pengadilan militer.
Jembatan ini dipandang oleh Ukraina dan Rusia sebagai instalasi yang sangat simbolis atas pendudukan Moskow atas semenanjung Krimea pada tahun 2014.
Presiden Vladimir Putin secara pribadi meresmikan jembatan tersebut, yang menghubungkan Rusia dengan Krimea, pada tahun 2018 bahkan mengendarai truk melintasinya.
Moskow menegaskan bahwa penyeberangan itu aman meskipun terjadi pertempuran, tetapi telah menjadi sasaran berulang kali selama perang.
“Para pria tersebut didakwa melakukan aksi teroris yang menyebabkan kematian dan memperoleh senjata secara ilegal sebagai kelompok terorganisasi,” kata pengadilan.
Dua orang juga didakwa menyelundupkan bahan peledak.
(***)