Pemerintah: Peru Putus Hubungan dengan Meksiko karena Suaka Mantan PM

R24/tya
Mantan Perdana Menteri Betssy Chavez/ AFP
Mantan Perdana Menteri Betssy Chavez/ AFP

RIAU24.COM Pemerintah Peru mengatakan pada hari Senin bahwa mereka telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Meksiko karena memberikan suaka kepada mantan perdana menteri yang sedang diselidiki atas dugaan upaya kudeta tahun 2022 oleh presiden saat itu Pedro Castillo.

"Hari ini, kami terkejut dan sangat menyesal mengetahui bahwa mantan Perdana Menteri Betssy Chavez, yang diduga sebagai dalang upaya kudeta oleh mantan Presiden Pedro Castillo, diberikan suaka di kediaman Kedutaan Besar Meksiko di Peru," ujar Menteri Luar Negeri Hugo de Zela dalam konferensi pers.

"Mengingat tindakan tidak bersahabat ini, dan mengingat berulangnya campur tangan presiden dan mantan presiden negara tersebut dalam urusan dalam negeri Peru, pemerintah Peru telah memutuskan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Meksiko hari ini," tambahnya.

Castillo, mantan guru sekolah pedesaan dan anggota serikat pekerja yang dijuluki presiden miskin pertama Peru, dimakzulkan oleh Kongres pada bulan Desember 2022 setelah upayanya membubarkan Kongres menyusul kebuntuan selama berbulan-bulan.

Hubungan antara Lima dan Meksiko memburuk tajam setelah penggulingan Castillo.

Peru mengusir duta besar Meksiko setelah Meksiko memberikan suaka kepada istri dan anak-anak Castillo.

Pengganti Castillo, yang sekarang mantan presiden Dina Boluarte juga untuk sementara memanggil pulang duta besar Peru di Mexico City, dan menuduh presiden sayap kiri saat itu Andres Manuel Lopez Obrador mencampuri urusan negaranya karena menyatakan dukungannya terhadap Castillo.

Castillo sedang dalam perjalanan ke kedutaan Meksiko di Lima untuk meminta suaka bersama keluarganya ketika dia ditangkap dan didakwa dengan pemberontakan dan penyalahgunaan wewenang.

Chavez didakwa bersamanya.

Pasangan itu diadili pada bulan Maret.

Sementara Castillo telah berada dalam tahanan pencegahan sejak pemakzulannya, Chavez dibebaskan dengan jaminan.

Jaksa telah menuntut hukuman 25 tahun bagi Chavez karena diduga berpartisipasi dalam rencana Castillo untuk membubarkan Kongres.

Mereka telah menuntut hukuman 34 tahun untuk Castillo.

Castillo membantah tuduhan tersebut, dan menyatakan bahwa dia tidak pernah mengangkat senjata melawan negara karena militer menolak mematuhi perintahnya.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak