RIAU24.COM - Presiden AS Donald Trump menyampaikan peringatan keras kepada Hamas pada hari Senin (20 Oktober), dengan mengatakan bahwa kelompok militan tersebut akan ‘dibasmi’ jika melanggar gencatan senjata Gaza yang rapuh yang dimediasinya — tetapi ia juga mengatakan akan memberi para militan kesempatan untuk menghormati kesepakatan tersebut.
Trump, yang berbicara di Gedung Putih saat menjamu Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, menyebut gencatan senjata Gaza yang disepakati baru-baru ini sebagai gencatan senjata bersyarat.
Berikut pernyataannya.
Gencatan senjata 'bersyarat' di Gaza?
Berbicara kepada pers, Trump berkata, "kami membuat kesepakatan dengan Hamas bahwa mereka akan bersikap sangat baik, mereka akan berperilaku baik, mereka akan bersikap baik."
Ia menambahkan, "dan jika tidak, kami akan pergi, dan kami akan membasmi mereka, jika perlu. Mereka akan dibasmi, dan mereka tahu itu."
Komentar tersebut muncul di tengah meningkatnya ketegangan yang mengancam gencatan senjata.
Israel menuduh Hamas menunda pengembalian jenazah sandera dan meningkatkan serangan, sementara para negosiator Hamas bersikeras bahwa mereka tetap berkomitmen.
Khalil al-Hayya, negosiator utama kelompok tersebut, mengatakan kepada Al-Qahera News Mesir bahwa proses evakuasi jenazah ‘sangat sulit,’ tetapi Hamas menginginkan perjanjian tersebut tetap berlaku dan sedang berupaya untuk menghormatinya.
"Kami merasa sangat sulit untuk mengevakuasi jenazah, tetapi kami serius dan bekerja keras untuk mengevakuasi mereka," ujarnya dalam komentar yang disiarkan Selasa pagi.
"Perjanjian Gaza akan tetap berlaku, karena kami menginginkannya dan tekad kami untuk mematuhinya kuat," tambahnya.
Trump memperingatkan Hamas agar tidak melakukan eksekusi publik
Mengecam laporan eksekusi publik yang dilakukan Hamas terhadap rival dan terduga kolaborator, Trump mengatakan Amerika Serikat tidak akan memimpin intervensi darat.
Ia justru menunjuk koalisi negara-negara yang telah mengisyaratkan kesiapan untuk bergabung dengan pasukan stabilisasi di Gaza, yang menurutnya akan senang untuk masuk.
Ia juga menegaskan bahwa Israel akan masuk dalam dua menit jika ia memintanya.
"Tapi saat ini, kami belum mengatakan itu. Kami akan memberinya sedikit kesempatan, dan semoga kekerasannya akan sedikit berkurang. Tapi saat ini, Anda tahu, mereka orang-orang yang kejam," tambahnya.
Ia menggambarkan Hamas sebagai kelompok yang melemah, dengan mengatakan bahwa pendukung regionalnya, Iran, kemungkinan besar tidak akan melakukan intervensi setelah serangan awal tahun ini.
"Mereka menjadi sangat ribut, dan mereka melakukan hal-hal yang seharusnya tidak mereka lakukan, dan jika mereka terus melakukannya, maka kami akan turun tangan dan membereskannya, dan itu akan terjadi dengan sangat cepat dan cukup keras," katanya.
Trump menegaskan, “Hamas tidak lagi mendapat dukungan dari siapa pun. Mereka harus baik, dan jika mereka tidak baik, mereka akan dibasmi.”
(***)