Tayangan Dianggap Menghina Kiai dan Pesantren, Boikot Trans7 Menggema di Media Sosial 

R24/zura
Tayangan Dianggap Menghina Kiai dan Pesantren, Boikot Trans7 Menggema di Media Sosial.
Tayangan Dianggap Menghina Kiai dan Pesantren, Boikot Trans7 Menggema di Media Sosial.

RIAU24.COM - Kontroversi panas tengah melanda stasiun televisi Trans7 usai menayangkan program Xpose Uncensored pada 13 Oktober 2025, yang dinilai merendahkan martabat kiai, santri, serta komunitas pesantren.

Tayangan tersebut menuai kecaman dari berbagai pihak. 

Bahkan, seruan untuk memboikot program-program Trans7 menggema di media sosial.

Selain itu, muncul petisi daring di situs change.org yang menuntut pencabutan izin siaran Trans7. 

Petisi berjudul desakan terhadap tayangan yang dianggap menghina pesantren itu dibuat oleh Ahmad Hassan Tsabit pada Selasa (14/10) dan dalam hitungan jam telah ditandatangani sekitar 10.479 orang hingga siang hari.

"Sejak kecil, saya lahir dan tumbuh di lingkungan pesantren yang penuh dengan tradisi akhlak dan ajaran agama serta sosial yang sangat kuat. Pondok pesantren telah lama menjadi pusat pembelajaran dan pengembangan karakter bagi generasi muda Indonesia, bahkan jauh sebelum negara Indonesia berdiri. Banyak kiai kami yang bahkan rela berkorban jiwa dalam perjuangan melawan penjajah demi kemerdekaan republik ini," demikian isi petisi tersebut.

Pembuat petisi mengungkapkan kekecewaannya terhadap Trans7 karena menayangkan video yang dianggap menghina nilai luhur dan tradisi pesantren.

"Terlebih, mereka melakukan tindakan tidak terpuji ini dengan menampilkan cuplikan dari Pondok Pesantren Lirboyo dan kiai sepuhnya dengan narasi yang sangat merendahkan," ungkap Ahmad Hassan Tsabit.

Ia menilai tindakan Trans7 berdampak negatif dan mencemarkan nama baik pesantren yang telah berjasa besar bagi bangsa.

"Kami tidak bisa hanya berdiam diri melihat pelecehan terhadap institusi agama dan pendidikan ini terus terjadi tanpa ada tindakan. Oleh karena itu, kami mendesak pemerintah, khususnya lembaga terkait, untuk segera mencabut izin siaran Trans7 beserta semua channel terkait lainnya. Sudah saatnya mempertimbangkan kembali standar etika dan tanggung jawab media dalam menyajikan konten yang edukatif dan berintegritas," tegasnya.

Menanggapi kontroversi tersebut, pihak Trans7 menyampaikan permohonan maaf atas tayangan yang menyinggung kiai, santri, dan komunitas pesantren.

Mereka mengakui adanya kekeliruan dalam program Xpose Uncensored yang memicu kemarahan publik.

"Sehubungan dengan tayangan/pemberitaan mengenai Pondok Pesantren Lirboyo yang telah ditayangkan di program Xpose Uncensored Trans7 pada tanggal 13 Oktober 2025, kami telah melakukan review dan tindakan-tindakan atas keteledoran yang kurang teliti sehingga merugikan Keluarga Besar PP. Lirboyo," ujar Trans7 dalam keterangan resminya.

"Trans7 dengan segala kerendahan hati menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada segenap kiai dan keluarga, para pengasuh, santri, serta alumni pondok pesantren Lirboyo, khususnya di bawah naungan PP. Putri Hidayatul Mubtadiaat. Kami juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat luas atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan," lanjut pernyataan tersebut.

Dalam tayangan Xpose Uncensored itu, ditampilkan video para santri dan jamaah yang menyalami kiai yang sedang duduk, serta potongan video saat kiai turun dari mobil. 

Narasi yang digunakan narator dianggap merendahkan karena menggambarkan seolah-olah kiai sebagai pemburu amplop dari santri dan jamaahnya.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak