RIAU24.COM - Siak – Pengawasan di Istana Siak Sri Indrapura kembali jadi sorotan setelah tepak sirih peninggalan Sultan Siak dilaporkan nyaris hilang pada Rabu (17/9/2025). Benda pusaka yang memiliki nilai sejarah dan budaya tinggi itu hampir saja dibawa kabur pengunjung, namun berhasil digagalkan oleh petugas penjaga istana.
Pengelola Istana Siak, Efendi, membenarkan kejadian tersebut. Ia menyebutkan, pelaku sempat berdalih bahwa benda pusaka itu bukan dicuri, melainkan hanya “dipinjam”.
“Tepak sirih itu memang sempat dibawa pengunjung. Katanya hanya dipinjam, tapi kita belum tahu siapa dan untuk apa dipinjam,” ujar Efendi kepada wartawan
Pihak Polres Siak langsung bergerak cepat dan berhasil mengamankan pelaku. Saat ini, yang bersangkutan masih menjalani pemeriksaan intensif untuk mengungkap tujuan serta kemungkinan adanya pihak lain yang terlibat.
Bupati Siak Luruskan Informasi
Bupati Siak, Dr. Afni Zulkifli, menegaskan bahwa pusaka tersebut tidak sempat keluar dari lingkungan Istana.
“Saya harus luruskan informasi ini. Bahwa benar ada kejadian tersebut, namun barang tidak sempat keluar dari lingkungan Istana berkat kecekatan petugas penjaga. Jadi tidak benar barang pusaka hilang dan dibawa ke Bengkalis, apalagi dituduh akibat kelalaian petugas. Justru petugas penjaga telah bekerja dengan baik mencegah hilangnya benda peninggalan ini,” tegas Afni.
Ia menambahkan, pelaku kini masih ditahan di Polres Siak. “Ke depan semoga kejadian serupa tak terulang. Mari kita bersama menjaga warisan ini agar tetap lestari,” pungkasnya.
Makna Tepak Sirih
Bagi masyarakat Melayu, tepak sirih bukan sekadar wadah berisi sirih, pinang, kapur, gambir, dan tembakau. Lebih dari itu, tepak sirih menjadi simbol penghormatan, kesopanan, dan pembuka kata dalam adat dan tradisi.
Dalam setiap upacara adat, acara resmi, hingga pertemuan penting, tepak sirih hadir sebagai lambang keramahan dan penghargaan tuan rumah kepada tamu. Karena itu, keberadaan tepak sirih peninggalan Sultan Siak di Istana Siak memiliki nilai yang sangat tinggi, baik secara sejarah maupun budaya.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan ekstra terhadap benda pusaka dan warisan budaya yang menjadi kebanggaan masyarakat Siak.(Lin)