Taiwan Mendeteksi Kehadiran Militer Tiongkok dalam Skala Besar di Dekat Wilayahnya

R24/tya
Kapal induk Tiongkok, Liaoning, ikut serta dalam latihan militer Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) di Samudra Pasifik bagian barat, 18 April 2018 /Reuters
Kapal induk Tiongkok, Liaoning, ikut serta dalam latihan militer Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) di Samudra Pasifik bagian barat, 18 April 2018 /Reuters

RIAU24.COM - Kementerian Pertahanan Nasional (MND) Taiwan menyatakan pada hari Sabtu bahwa mereka telah melacak 31 pesawat militer Tiongkok, 13 kapal angkatan laut, dan tiga kapal resmi yang beroperasi di dekat pulau tersebut hingga pukul 6 pagi waktu setempat.

Menurut kementerian, 25 pesawat melintasi garis tengah Selat Taiwan, terbang ke zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) utara, tengah, dan barat daya pulau tersebut.

"Kami telah memantau situasi dan merespons," tulis MND dalam sebuah unggahan di X.

Bagaimana ini dibandingkan dengan aktivitas sebelumnya?

Lonjakan terbaru ini menyusul laporan Kementerian Pertahanan pada hari Jumat, yang mencatat 22 pesawat dan 10 kapal angkatan laut Tiongkok di dekat Taiwan hingga pukul 6 pagi hari itu.

Dari jumlah tersebut, 15 pesawat juga melintasi garis tengah menuju ADIZ utara dan barat daya Taiwan.

Serangan berulang ini menyoroti frekuensi dan intensitas operasi militer Tiongkok di dekat Taiwan dalam beberapa pekan terakhir.

Mengapa garis median penting?

Garis tengah Selat Taiwan telah lama menjadi batas tidak resmi antara Taiwan dan Tiongkok daratan.

Selama bertahun-tahun, kedua belah pihak umumnya menghormatinya, tetapi belakangan ini pesawat militer Tiongkok semakin sering melintasi garis tersebut.

Setiap penyeberangan dianggap oleh Taipei sebagai tantangan langsung terhadap kedaulatan dan keamanannya.

Mengapa ketegangan meningkat antara Tiongkok dan Taiwan?

Taiwan telah memerintah dirinya sendiri sejak tahun 1949, setelah pemerintah Republik Tiongkok melarikan diri ke pulau itu menyusul kekalahannya dalam Perang Saudara Tiongkok.

Namun, Beijing bersikeras bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayahnya berdasarkan prinsip ‘Satu Tiongkok’ dan tidak mengesampingkan kemungkinan penggunaan kekuatan untuk mencapai reunifikasi.

Manuver militer, isolasi diplomatik, dan tekanan ekonomi merupakan beberapa alat yang digunakan Tiongkok untuk terus menekan Taiwan.

Bagaimana tanggapan Taiwan?

Taiwan terus menegaskan kemerdekaan de facto-nya, didukung oleh dukungan publik yang kuat.

Kementerian Pertahanan (MND) sering mempublikasikan detail gerakan militer Tiongkok untuk meningkatkan transparansi dan meningkatkan kesadaran publik akan ancaman keamanan nasional.

Meskipun menghadapi tekanan eksternal, Taiwan mempertahankan sistem politik dan ekonominya sendiri dan menerima dukungan internasional.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak