Polisi Nepal: Korban Tewas Protes Meningkat Jadi 51 Orang

R24/tya
Korban tewas protes Nepal bertambah menjadi 51 jiwa/ AFP
Korban tewas protes Nepal bertambah menjadi 51 jiwa/ AFP

RIAU24.COM - Pada hari Jumat (12 September), kepolisian Nepal menginformasikan bahwa jumlah korban tewas akibat protes telah meningkat menjadi 51 orang, termasuk 21 pengunjuk rasa dan tiga personel keamanan.

Protes dimulai dari ibu kota Kathmandu dan kemudian menyebar ke seluruh negeri seiring dengan perjuangan keras para pemuda di negara tersebut dalam melawan korupsi.

Disebut sebagai protes Gen Z, kelompok-kelompok pemuda kemudian menginformasikan bahwa banyak oportunis dan penjahat juga memasuki kerumunan.

Gedung parlemen, Mahkamah Agung, serta properti publik dan pribadi dirusak.

Berbicara kepada kantor berita AFP, juru bicara kepolisian Binod Ghimire mengatakan, "Lima puluh satu orang tewas sejauh ini minggu ini dalam protes, termasuk setidaknya 21 pengunjuk rasa dan tiga polisi. Lebih dari 12.500 narapidana yang melarikan diri dari berbagai penjara di seluruh negeri selama kekacauan tersebut masih buron."

“Sekitar 13.500 tahanan telah melarikan diri, beberapa telah ditangkap kembali,” tambahnya.

Beberapa hari sebelum Nepal menyaksikan protes yang menggulingkan pemerintahan negara, #NepoKids dan #NepoBaby ramai dibicarakan di media sosial.

Para pemuda di negeri itu, sembari menyuarakan penolakan terhadap pengangguran, memamerkan kemewahan dan kehidupan mapan yang dinikmati keluarga para menteri dan mantan menteri.

Mulai dari jam tangan super mewah hingga sepatu dan rumah mewah yang mereka pamerkan di media sosial.

Bagi anak-anak menteri yang kaya, hal ini mungkin hanya konsekuensi dari nepotisme, tetapi hal ini membuat para pemuda kesal. Dan kemudian, dimulailah gerakan yang mulai menyebarkan foto-foto 'anak-anak nepo' mereka.

Kerusuhan di negara itu juga menyebabkan pengunduran diri Perdana Menteri KP Oli, yang melarikan diri ke lokasi yang masih belum diketahui publik.

Pernyataan yang dikeluarkan oleh kelompok-kelompok pemuda mengklarifikasi bahwa kekerasan, penjarahan, dan vandalisme bukanlah perbuatan mereka, melainkan perbuatan ‘kaum oportunis.’

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak