Arab Saudi Heran Dunia Bungkam di Tengah Palestina Hadapi Genosida Mengerikan

R24/riz
Pangeran Faisal
Pangeran Faisal

RIAU24.COM Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, menyebut rakyat Palestina sedang menghadapi "bentuk penindasan dan genosida paling mengerikan" akibat serangan Israel yang terus berlanjut di Jalur Gaza.

Pangeran Faisal menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Pernyataan itu, seperti dilansir Al Arabiya, Senin (25/8), disampaikan Pangeran Faisal saat menghadiri sidang laur biasa ke-21 Dewan Menteri Luar Negeri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), yang digelar di kantor pusat OKI di Jeddah.

Baca Juga: Kamboja Sahkan RUU Terkait Pencabutan Kewarganegaraan Individu yang Dituduh Berkolusi dengan Kekuatan Asing

"Bungkamnya internasional terkait kejahatan ini memperburuk tragedi dan merusak prospek perdamaian dan keamanan di kawasan dan dunia," ucap Pangeran Faisal memberikan penekanan dalam pernyataannya.

Dalam pernyataannya, Pangeran Faisal mengatakan bahwa komunitas internasional harus bertindak untuk menghentikan "kejahatan pendudukan" dan mencegah Israel menjalankan kebijakan agresifnya, "termasuk upaya untuk menduduki Kota Gaza dan memaksakan proyek permukiman".

Dia kemudian memperingatkan bahwa pelanggaran yang terus berlanjut ini "menghalangi jalan menuju perdamaian dan memicu kerusuhan lebih lanjut, baik di level regional maupun internasional".

Lebih lanjut, Pangeran Faisal menegaskan kembali posisi teguh Saudi terhadap perjuangan Palestina, dengan menggarisbawahi "dukungan penuh terhadap hak Palestina untuk mendirikan negara merdeka mereka di perbatasan 4 Juni 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya".

Dia menegaskan bahwa memajukan solusi dua negara tetap menjadi "pilihan yang adil dan satu-satunya untuk mencapai stabilitas".

Baca Juga: Kasus Cacing Sekrup pada Manusia Baru Dilaporkan di Amerika Serikat

Namun, Pangeran Faisal juga memperingatkan bahwa kejahatan Israel yang terus berlanjut terhadap warga sipil dan "impunitas" merusak fondasi perdamaian dan keamanan internasional.

Terakhir, Pangeran Faisal mendesak negara-negara yang masih ragu untuk mengutuk praktik-praktik ini agar mempertimbangkan kembali posisi mereka.

"Jumlah negara yang telah memutuskan untuk mengakui Negara Palestina terus meningkat, mencerminkan keyakinan internasional yang semakin kuat terhadap keadilan perjuangan ini," ucapnya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak