RIAU24.COM - Gula sering dianggap musuh kesehatan. Tapi belakangan, justru gula merah disebut-sebut sebagai doping alami bagi pelari. Apakah benar? Atau hanya sekadar mitos?
Konten dari akun TikTok Pelari Julid mengangkat isu ini dan langsung viral. Dalam video itu, dijelaskan bahwa pelari membutuhkan sumber energi cepat serap — dan gula merah dinilai cocok karena mengandung glukosa alami yang bisa langsung digunakan tubuh, terutama saat latihan berat atau jelang lomba.
Menurut laporan dari laman Fast Running, tubuh manusia, khususnya otak, membutuhkan sekitar 120 gram glukosa per hari untuk menjalankan proses metabolisme. Apalagi bagi pelari yang latihan 4–7 kali seminggu, kebutuhan energinya jauh lebih besar.
Gula cepat serap seperti gula merah, madu, atau jus buah encer, bisa membantu pelari:
• Menambah energi sebelum latihan intens
• Mengisi ulang simpanan glikogen setelah latihan
• Membantu pemulihan lebih cepat sebelum sesi berikutnya
Batasan Konsumsi Gula Menurut Panduan Nasional
Sebuah laporan dari SACN (Scientific Advisory Committee on Nutrition) di Inggris merekomendasikan, bahwa asupan gula tambahan sebaiknya tidak melebihi 5% dari total energi harian, atau sekitar 30 gram (7 sendok teh) per hari untuk orang dewasa. Ini termasuk gula pasir , gula merah, madu, sirup maple, agave, sirup jagung tinggi fruktosa, dan gula kelapa. Namun, panduan ini ditujukan untuk populasi umum. Bagi pelari yang berlatih 4–7 kali seminggu atau lebih, kebutuhan energi mereka tentu berbeda. Dalam konteks atletik, tidak semua gula harus dihindari secara ketat.
(***)