RIAU24.COM - Dokter dari Departemen Urologi dan Andrologi Hanoi E Hospital, Dr Mai Van Luc, tercengang melihat kondisi pasiennya. Pria 35 tahun yang merupakan seorang ahli IT dari Provinsi Phu Tho, Vietnam, itu memiliki ratusan batu di ginjalnya.
Pasien yang tidak disebutkan identitasnya ini diketahui sering begadang, mengganti air putih dengan minuman manis, dan kurang bergerak. Dua tahun lalu, ia didiagnosis mengalami batu ginjal yang ketahuan setelah mengalami nyeri perut dan buang air kecil yang terasa menyakitkan.
Namun, ia mengabaikan pengobatan dan tetap melanjutkan kebiasaan buruknya itu. Sampai akhirnya baru-baru ini, ia mulai mengalami kelelahan berkepanjangan dan didiagnosis gagal ginjal parah akibat penumpukan batu ginjal yang masif.
Setelah rumah sakit provinsi menolak untuk mengoperasinya, ia berobat ke E Hospital.
"Gaya hidup pasien yang buruk telah menyebabkan kerusakan ginjal di usia muda. Duduk terlalu lama dan kurang olahraga mengurangi kemampuan ginjal untuk membuang limbah," jelas Dr Luc yang dikutip dari VnExpress, Selasa (12/8/2025).
"Kurang tidur mengganggu ritme biologis dan mengganggu penyaringan darah. Ditambah dengan asupan air yang rendah, faktor-faktor ni membuat urinenya sangat pekat, menciptakan lingkungan yang ideal untuk pembentukan kristal dan penumpukan batu," sambungnya.
Untuk mengeluarkan batu-batu ginjal tersebut, dokter menggunakan prosedur litotripsi. Secara perlahan, ratusan batu kecil itu dapat keluar dari ginjalnya.
Para dokter di Vietnam memperingatkan proporsi kasus batu ginjal kini semakin meningkat pada individu yang lebih muda. Rumah sakit telah melaporkan pasien berusia 20-an, bahkan anak-anak, dengan ginjal yang dipenuhi batu.
Pekerja kantoran, orang yang sering main game, dan mahasiswa yang belajar terlalu keras untuk ujian yang duduk sepanjang hari, makan makanan cepat saji, dan minum minuman manis alih-alih air putih, sangat berisiko mengalami batu ginjal
Para ahli menyarankan untuk mengonsumsi 2-3 liter air per hari untuk menjaga kesehatan ginjal. Dehidrasi kronis meningkatkan konsentrasi urine, mendorong pembentukan kristal dan batu.
Selain itu, kebiasaan umum pekerja kantoran menahan buang air kecil atau urine memungkinkan bakteri berkembang biak, meningkatkan risiko infeksi ginjal dan pembentukan batu.
Selain faktor gaya hidup, kelainan saluran kemih, gangguan metabolisme kalsium, perubahan pH urin, genetika, lingkungan kerja yang panas, dan air yang terkontaminasi batu kapur yang tidak diolah. Terutama di daerah pedesaan, juga berkontribusi terhadap pembentukan batu ginjal.
Gejala batu ginjal seringkali meliputi nyeri punggung yang samar, mual, nyeri buang air kecil, atau darah dalam urine. Banyak pasien baru terdiagnosis setelah batu menyebabkan penyumbatan, pembengkakan ginjal, retensi cairan, atau gagal ginjal ireversibel. ***