RIAU24.COM - Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro menilai pernyataan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang tidak akan menjadi oposisi pemerintahan Prabowo Subianto merupakan bagian dari strategi politik menuju Pemilu 2029.
Hal ini karena dia melihat hubungan akrab antara dua tokoh bangsa tersebut memiliki potensi yang lebih besar, dikutip dari inilah.com, Minggu, 3 Agustus 2025.
"Peningkatan intensitas pertemuan dan juga komunikasi politik antara kedua tokoh bangsa ini juga memiliki potensi bagi kerja sama lebih lanjut di masa depan, termasuk koalisi strategis menghadapi Pemilu 2029," ujarnya.
Kebersamaan antara Presiden Prabowo dan Megawati Soekarnoputri selama hampir 10 bulan masa pemerintahan menarik untuk dicermati.
Dimulai dari pertemuan keduanya di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, pada 7 April lalu, hingga momen keakraban dalam peringatan Hari Lahir Pancasila yang ditandai dengan bisik-bisik dan bergandengan tangan.
"Interaksi dari kedua tokoh bangsa tersebut penuh kehangatan dan saling menghormati. Keakraban dan kehangatan antara kedua tokoh tersebut merupakan hal yang sangat positif bagi kehidupan politik ke depan," sebutnya.
Pada kesempatan berbeda, Megawati menegaskan sikap politik partainya terhadap Pemerintahan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka.
Menurutnya, PDIP tidak akan menjadi oposisi maupun bagian dari koalisi.
"Peran kita adalah memastikan bahwa pembangunan nasional tetap pada rel konstitusi. Oleh karena itu, PDI Perjuangan tidak memosisikan sebagai oposisi dan hingga tidak semata-mata membangun koalisi kekuasaan," sebutnya dalam pidato politiknya saat penutupan Kongres Ke-6 PDIP di Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, Bali, Sabtu, 2 Agustus 2025.