Perang Israel-Iran Ancam Prospek Bisnis UEA Sebelum Pemulihan di Q3

R24/tya
Sistem antirudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel /Reuters
Sistem antirudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel /Reuters

RIAU24.COM - Kondisi bisnis di Uni Emirat Arab menghadapi tekanan baru pada bulan Juni karena konflik Israel-Iran mengguncang permintaan regional, yang berdampak pada penjualan dan menguji reputasi Dubai sebagai tempat berlindung yang aman bagi perdagangan di Teluk.

Menurut data S&P Global yang dikutip oleh Bloomberg, sektor swasta non-minyak UEA hanya menunjukkan pertumbuhan yang moderat bulan lalu, dengan perusahaan melaporkan perlambatan pesanan di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik.

PMI UEA menunjukkan perlambatan

Indeks Manajer Pembelian (PMI) utama UEA, ukuran utama kesehatan sektor swasta di luar industri minyak, naik tipis menjadi 53,5 pada bulan Juni dari 53,3 pada bulan Mei, kata S&P Global.

Meskipun masih dalam wilayah ekspansi (di atas 50), peningkatan yang tidak terlalu besar mencerminkan kehati-hatian di kalangan rumah tangga dan bisnis.

“Sektor nonmigas UEA menunjukkan tanda-tanda kemunduran kecil pada bulan Juni akibat konflik antara Israel dan Iran,” kata David Owen, ekonom senior di S&P Global Market Intelligence, seperti dikutip Bloomberg.

“Dampaknya terutama terasa pada sisi permintaan, karena beberapa bisnis melaporkan perlambatan pesanan yang didorong oleh meningkatnya ketegangan,” tambahnya.

Perekonomian Dubai merasakan tekanan

Data tersebut menunjukkan dampak yang lebih tajam di Dubai, pusat komersial dan keuangan UEA, yang sering dianggap sebagai pelabuhan aman di Timur Tengah saat terjadi badai.

PMI non-minyak Dubai turun menjadi 51,8 pada bulan Juni dari 52,9 pada bulan Mei, menandai pembacaan terendah dalam hampir empat tahun, S&P Global melaporkan.

Penurunan tersebut didorong oleh apa yang digambarkan perusahaan tersebut sebagai perlambatan yang nyata dalam pertumbuhan penjualan, yang menggarisbawahi kerentanan ekonomi emirat tersebut terhadap ketidakpastian regional.

Beberapa perusahaan yang dikutip dalam survei S&P Global menunjukkan meningkatnya persaingan dan melemahnya pariwisata terkait dengan meningkatnya ketegangan, yang keduanya membebani bisnis baru.

Ujian bagi strategi terbuka untuk bisnis UEA

Seperti yang dicatat Bloomberg, konflik Israel–Iran telah menimbulkan ujian berat bagi strategi jangka panjang UEA dalam menjaga stabilitas politik dan lingkungan yang terbuka dan ramah bisnis di kawasan yang seringkali bergejolak.

Meskipun UEA sebagian besar tetap terisolasi dari dampak militer langsung, konflik tersebut telah memicu kekhawatiran atas risiko pengiriman, biaya asuransi, arus pariwisata regional, dan sentimen investor.

Model Dubai sebagai pusat yang netral dan terhubung secara global bergantung pada permintaan yang stabil dan kepercayaan dari wisatawan, investor, dan perusahaan multinasional.

Data PMI menunjukkan bahwa bahkan tanpa serangan langsung, efek berantai konflik dapat memperlambat pengeluaran dan investasi.

Prospek tetap positif namun hati-hati

Kendati mengalami kemunduran, para ekonom melihat potensi pemulihan jika ketegangan regional mereda.

"Dengan tekanan harga konsumen yang tampak terbatas, data terbaru menunjukkan bahwa pemulihan pertumbuhan penjualan sepenuhnya mungkin terjadi dalam beberapa bulan mendatang jika ketegangan regional mereda," kata Owen kepada Bloomberg.

UEA telah berhasil mengatasi krisis regional sebelumnya, mengandalkan ekonominya yang beragam, infrastruktur modern, dan kebijakan yang pro-bisnis untuk menjaga kepercayaan investor.

Analis mengatakan bahwa fundamental ini tetap utuh, sehingga negara tersebut memiliki peluang untuk bangkit kembali akhir tahun ini.

Menyeimbangkan pertumbuhan dan stabilitas

Angka PMI terbaru menyoroti keseimbangan yang harus dijaga UEA saat mempromosikan dirinya sebagai surga bagi bisnis global sembari menavigasi lingkungan yang tidak stabil.

Seperti yang dijelaskan dalam laporan S&P Global, bahkan konsekuensi tidak langsung dari krisis geopolitik dapat melemahkan permintaan konsumen dan kepercayaan bisnis, yang menggarisbawahi perlunya diplomasi dan stabilitas untuk mempertahankan pertumbuhan.

Sementara konflik Israel–Iran terus membayangi perekonomian Dubai, banyak pengamat tetap yakin akan ketahanannya, asalkan kawasan tersebut dapat menghindari eskalasi yang lebih luas di bulan-bulan mendatang.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak