RIAU24.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump dan pejabat pemerintah lainnya minggu depan, menurut pejabat AS.
Hal ini terjadi saat Gedung Putih mendesak Israel dan Hamas untuk melakukan kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata.
Seorang pejabat senior pemerintah AS, yang berbicara dengan syarat anonim, mengonfirmasi kunjungan Netanyahu, tetapi mencatat bahwa hal itu belum diumumkan secara resmi.
Selain itu, pertemuan tersebut ditujukan untuk memajukan diskusi mengenai perjanjian gencatan senjata dan kemungkinan kesepakatan penyanderaan di Gaza.
Sebelumnya pada hari Minggu, Trump tampil di Truth Social, menekankan untuk memulangkan para sandera, "BUAT KESEPAKATAN DI GAZA. KEMBALIKAN PARA SANDERA!!!"
Sementara itu, Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan pemerintahan Trump terus berkomunikasi dengan pemerintah Israel untuk kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata.
Leavitt mengatakan bahwa Trump memandang mengakhiri perang di Gaza dan memulangkan para sandera yang masih ditahan Hamas sebagai prioritas utama.
“Sungguh menyedihkan melihat gambar-gambar yang muncul dari Israel dan Gaza selama perang ini, dan Presiden ingin melihatnya berakhir. Ia ingin menyelamatkan nyawa,” katanya.
Ia menambahkan bahwa diskusi sedang berlangsung untuk mengatur kunjungan Netanyahu ke Washington, meskipun tanggalnya belum dikonfirmasi secara resmi.
Hal ini terjadi setelah perang Israel-Iran berakhir dalam 12 hari setelah Trump mengumumkan gencatan senjata.
Sejak saat itu, Trump telah mengalihkan fokusnya ke pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, yang menimbulkan kekhawatiran atas gencatan senjata mereka.
"Kami pikir dalam minggu depan kita akan mencapai gencatan senjata," kata Trump kepada wartawan pada hari Jumat, tetapi ia tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang negosiasi atau jadwalnya.
Menurut pejabat Israel, 1.219 orang tewas dalam serangan itu, sebagian besar dari mereka warga sipil, menurut AFP.
Sementara itu, menurut kementerian kesehatan Hamas, setidaknya 56.531 orang telah tewas sejauh ini, sebagian besar dari mereka juga warga sipil.
(***)