RIAU24.COM - Pejabat intelijen Amerika, menurut laporan, telah menemukan indikasi bahwa milisi yang didukung Iran tengah bersiap menyerang pangkalan AS di Irak dan mungkin Suriah.
Peringatan tersebut, yang pertama kali dilaporkan oleh The New York Times, muncul di tengah kekhawatiran akan serangan balasan regional yang lebih luas setelah AS pada hari Sabtu (21 Juni) melancarkan serangan udara yang menghancurkan terhadap infrastruktur nuklir Iran.
Menurut laporan yang mengutip seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, sejauh ini, belum ada serangan yang dilakukan, dan pejabat Irak bekerja keras untuk mencegah potensi aksi milisi.
Ancaman Iran
Hal ini terjadi setelah Iran pada hari Minggu (22 Juni) bersumpah bahwa pangkalan AS di seluruh Timur Tengah dapat menjadi target yang sah jika digunakan untuk melancarkan serangan lebih lanjut.
"Amerika telah menyerang jantung dunia Islam dan harus menunggu konsekuensi yang tidak dapat diperbaiki," demikian peringatan Ali Akbar Velayati, penasihat senior Pemimpin Tertinggi Ayatollah Khamenei.
Ia juga mengatakan, "Negara mana pun di kawasan ini atau di tempat lain yang digunakan oleh pasukan Amerika untuk menyerang Iran akan dianggap sebagai target yang sah bagi angkatan bersenjata kami.”
Dalam apa yang dapat dilihat sebagai tanda kemungkinan kegelisahan, pasar minyak pada hari Senin (23 Juni) melonjak dengan harga melonjak lebih dari empat persen pada awal perdagangan Asia, dalam reaksi spontan terhadap ketakutan akan eskalasi regional.
Presiden AS Donald Trump pada hari Minggu (22 Juni) dengan cepat memuji serangan mendadak AS yang menargetkan fasilitas nuklir Iran yang dijaga ketat di Fordow, Isfahan, dan Natanz sebagai keberhasilan militer yang spektakuler.
Di Truth Social, ia mengklaim, “Amerika mengambil 'bom' itu langsung dari tangan mereka (dan mereka akan menggunakannya jika mereka bisa!).”
Dalam unggahan lainnya, ia tidak menyerukan pergantian rezim, tetapi memilih untuk mengisyaratkannya, "Tidaklah tepat secara politis untuk menggunakan istilah 'pergantian rezim'," tulis Trump di platform Truth Social miliknya.
"Namun, jika Rezim Iran saat ini tidak mampu MEMBUAT IRAN HEBAT LAGI, mengapa tidak ada pergantian Rezim??? MIGA!!!" Tambahnya.
Di Pentagon, Menteri Pertahanan Pete Hegseth mengklaim program nuklir Iran hancur, sementara jenderal tinggi AS Dan Caine mengatakan ketiga target mengalami kerusakan dan kehancuran yang sangat parah.
(***)