RIAU24.COM - Karena perundingan nuklir dengan Amerika Serikat masih belum jelas, Iran tengah mempersiapkan rencana cadangan militer untuk perang skala penuh.
Menurut sebuah artikel yang diterbitkan oleh Wall Street Journal, Iran telah menandatangani kesepakatan besar untuk mengimpor ribuan ton bahan kimia dari China yang digunakan untuk menggerakkan rudal balistik saat negara itu membahas masa depan program nuklirnya dengan AS.
Material tersebut diharapkan tiba dalam beberapa bulan mendatang dan digunakan dalam pembuatan ratusan rudal balistik, yang kemungkinan akan diarahkan ke Israel.
Sumber yang dikutip dalam laporan tersebut mengatakan bahwa sebagian dari pengiriman tersebut mungkin akan diserahkan kepada proksi jihad Iran di wilayah tersebut, seperti Houthi di Yaman.
Laporan itu lebih lanjut mengatakan bahwa pengiriman tersebut telah disetujui beberapa bulan lalu, mungkin sebelum pengumuman Presiden AS Donald Trump pada bulan Maret bahwa ia telah mengusulkan perundingan nuklir dengan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Menurut laporan yang diterbitkan dalam Jurnal tersebut, amonium perklorat dipesan oleh sebuah entitas Iran bernama Pishgaman Tejarat Rafi Novin Co. dari Lion Commodities Holdings Ltd. yang berpusat di Hong Kong.
Laporan tersebut mengatakan bahwa Pishgaman tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar dan direktur Lion Commodities tidak menanggapi permintaan komentar.
Jurnal tersebut mengatakan delegasi PBB Iran tidak menanggapi permintaan komentar mengenai pengiriman amonium perklorat yang dilaporkan.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan kepada Jurnal tersebut bahwa Beijing tidak mengetahui adanya kontrak untuk pengiriman tersebut.
“Pihak Tiongkok selalu menjalankan kontrol ketat atas barang-barang serbaguna sesuai dengan undang-undang dan peraturan pengendalian ekspor Tiongkok serta kewajiban internasionalnya,” tutur juru bicara tersebut.
Awal minggu ini, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pemerintahnya tidak akan menghentikan pengayaan uranium, menolak permintaan utama AS.
Usulan AS untuk kesepakatan nuklir baru disampaikan kepada Iran pada hari Sabtu oleh Oman, yang telah memediasi pembicaraan antara Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi dan utusan Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff.
(***)