RIAU24.COM - Direktur Eksekutif Observo Center, Muhammad Arwani Deni menyebut narasi pemakzulan terhadap Wapres Gibran Rakabuming berpotensi sebagai bentuk kudeta halus.
Hal ini lantaran tidak berdasarkan pelanggaran berat, seperti pengkhianatan, korupsi, penyuapan, atau tindak pidana berat lainnya dikutip dari rmol.id, Kamis, 5 Juni 2025.
"Tak ada satu pun indikator tersebut pada Wapres Gibran hari ini. Jadi, seruan ini bukan kritik konstitusional, tapi upaya delegitimasi kekuasaan yang sah," ujarnya.
Dia lalu menyoroti motif di balik munculnya wacana tersebut.
Dia bertanya, apakah suara-suara itu murni lahir dari nurani atau hanya dibalut kepentingan politik yang belum siap menerima kekalahan.
"Kita harus waspada. Jangan sampai figur purnawirawan dimanfaatkan untuk membungkus ambisi kekuasaan. Demokrasi tidak boleh disandera oleh elite yang enggan legawa," ujarnya.
Untuk diketahui, seruan pemakzulan terhadap Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dilontarkan sejumlah purnawirawan TNI.