RIAU24.COM - Gedung Putih pada hari Jumat (30 Mei) mengumumkan bahwa pemerintahan Trump sedang bersiap untuk mengambil tindakan lain terhadap Tiongkok atas tuduhan bahwa Beijing melanggar perjanjian perdagangan awal dengan AS.
"Hal itu membuka berbagai macam tindakan bagi Amerika Serikat untuk memastikan kepatuhan di masa mendatang," kata Wakil Kepala Staf Gedung Putih Stephen Miller kepada wartawan.
"Ada langkah-langkah yang telah diambil, ada langkah-langkah yang sedang diambil, ada langkah-langkah yang sedang dipertimbangkan," kata Miller kepada CNN.
"Akan sangat tidak bijaksana bagi Tiongkok untuk terus menempuh jalan ini dan tidak mencari jalan kerja sama," tambahnya.
Pernyataan Miller segera menyusul pernyataan Presiden AS Donald Trump di platform Truth Social miliknya.
Menuduh China melanggar perjanjian dagangnya dengan AS, Trump berkata, “Saya membuat PERJANJIAN CEPAT dengan China untuk menyelamatkan mereka dari apa yang saya pikir akan menjadi situasi yang sangat buruk, dan saya tidak ingin melihat itu terjadi. Berkat kesepakatan ini, semuanya cepat stabil dan China kembali berbisnis seperti biasa. Semua orang senang! Itulah kabar baiknya!!! Kabar buruknya adalah China, mungkin tidak mengejutkan bagi sebagian orang, TELAH BENAR-BENAR MELANGGAR PERJANJIANNYA DENGAN KAMI. Begitulah, Tuan ORANG BAIK!”
Sebelumnya pada hari itu, perwakilan dagang Trump, Jamieson Greer, mengatakan kepada CNBC bahwa mineral-mineral penting merupakan salah satu area yang menjadi perhatian khusus.
"Kami belum melihat aliran beberapa mineral penting tersebut sebagaimana mestinya. China terus memperlambat dan menghentikan hal-hal seperti mineral-mineral penting dan magnet tanah jarang," katanya.
Sementara itu, Menteri Keuangan Scott Bessent menyatakan pada hari Kamis (29 Mei) bahwa pembicaraan perdagangan antara AS dan Tiongkok sedikit terhenti.
Ia menambahkan bahwa penyelesaian kesepakatan kemungkinan akan memerlukan keterlibatan langsung Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping.
(***)