Pernyataan Macron Memancing Kemarahan Israel, Apa yang Diucapkan Presiden Prancis?

R24/tya
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengecam Israel atas perang dengan Hamas di Gaza /Reuters
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengecam Israel atas perang dengan Hamas di Gaza /Reuters

RIAU24.COM - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengecam Israel atas perang dengan Hamas di Gaza, di tengah meningkatnya perang kata-kata antara Yerusalem dan Paris.

Berbicara di sebuah pertemuan puncak di Singapura pada hari Jumat (30 Mei), Presiden Emmanuel Macron mengatakan negara-negara Eropa harus memperkeras posisi mereka terhadap Israel, dan bahwa mengakui negara Palestina, dengan beberapa syarat, adalah kewajiban moral.

"Jika kita meninggalkan Gaza, jika kita menganggap ada jalan bebas hambatan bagi Israel, bahkan jika kita mengutuk serangan teroris, kita akan membunuh kredibilitas kita. Dan inilah mengapa kita menolak standar ganda," kata Macron.

Hal ini terjadi setelah Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan niat pemerintahnya untuk membangun negara Yahudi Israel di Tepi Barat yang diduduki.

"Ini adalah respons tegas terhadap organisasi teroris yang mencoba merusak dan melemahkan cengkeraman kami di tanah ini, dan ini juga merupakan pesan yang jelas kepada (Presiden Prancis Emmanuel) Macron dan rekan-rekannya: mereka akan mengakui negara Palestina di atas kertas – tetapi kami akan membangun negara Yahudi Israel di sini, di atas tanah ini," kata Katz dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP.

Pemimpin Prancis itu juga mengatakan Eropa dan Amerika Serikat tidak mampu menyelesaikan krisis di seluruh dunia, termasuk di Gaza dan Ukraina.

"Saya pikir kredibilitas AS dan Eropa untuk berpura-pura memperbaiki krisis di kawasan ini sangat rendah," kata Macron dalam Dialog Shangri-la di akhir lawatannya di Asia Tenggara.

Tanggapan Israel terhadap Macron

Sebagai tanggapan, Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Tidak ada blokade kemanusiaan. Itu adalah kebohongan yang nyata," membela upayanya untuk mengizinkan bantuan memasuki wilayah kantong itu.

"Namun, alih-alih memberikan tekanan pada teroris jihadis, Macron ingin menghadiahi mereka dengan negara Palestina. Tidak diragukan lagi hari nasionalnya akan jatuh pada 7 Oktober," tambahnya.

Minggu lalu, Israel mencabut sebagian blokade selama lebih dari dua bulan terhadap pasokan yang memasuki Gaza.

"Israel yang diserang dari berbagai sisi dalam upaya menghancurkannya berusaha untuk menjatuhkan sanksi kepada Macron, Hamas, pada bagiannya, telah memuji pernyataan Macron. Hamas tahu alasannya," tambah Kementerian Luar Negeri.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak