RIAU24.COM - Iran menyatakan bahwa mereka terbuka terhadap kompromi mengenai program nuklirnya di tengah pembicaraan dengan Amerika Serikat.
“Namun pengayaan uranium tetap tidak dapat dinegosiasikan,” Kementerian Luar Negeri Teheran mengatakan kepada CNN, yang menunjukkan bahwa Washington memahami posisi ini.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmalil Baghaei pada hari Senin (26 Mei) mengatakan bahwa ada begitu banyak cara bagaimana kompromi dapat dicapai dalam pembicaraan dengan AS, tetapi tidak merinci dengan cara apa Iran akan berkompromi.
“Jika tujuannya adalah untuk memastikan bahwa program nuklir Iran tidak akan dijadikan senjata, saya pikir itu adalah sesuatu yang bisa kita lakukan,” kata Baghaei.
Mengulangi posisi lama negara Timur Tengah dalam perundingan dengan AS, ia menambahkan bahwa hak Iran atas energi nuklir harus dilindungi.
“Jika niat (AS) adalah untuk merampas hak Iran atas energi nuklir yang damai. Saya pikir itu akan menjadi sangat bermasalah sejauh saya kira itu akan benar-benar menantang seluruh proses," katanya.
Pembicaraan Iran-AS
Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa putaran kelima perundingan di Roma antara Washington dan Teheran mengenai program nuklir Iran sangat bagus, seraya menambahkan bahwa mungkin akan ada kabar baik segera.
"Saya kira kita bisa mendapatkan kabar baik tentang Iran," kata Presiden AS pada hari Minggu (25 Mei).
Mengungkapkan perkiraan waktu pengumuman, ia mengatakan pengumuman itu bisa terjadi dalam dua hari ke depan.
Namun, klaim Trump tentang kemajuan tersebut belum mendapat dukungan dari Iran atau negara penengah Oman.
Setelah putaran negosiasi terakhir, kepala negosiator Iran, Menteri Luar Negeri Abbas Aragchi, menekankan bahwa negosiasi tersebut terlalu rumit untuk diselesaikan dalam dua atau tiga pertemuan.
Sementara itu, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan Teheran dapat bertahan bahkan jika negosiasi dengan AS gagal.
(***)