RIAU24.COM - Siak-Kegiatan Akhirusanah ke-XXXI MDT ULA Syahabuddin Siak tak hanya menjadi momen perpisahan penuh haru, tetapi juga menjadi panggung kepedulian dan solidaritas bagi rakyat Palestina. Selain prosesi wisuda, acara juga diwarnai dengan aksi penggalangan donasi serta penampilan seni bertema kemanusiaan oleh santri kelas 4.
Ketua Panitia Pelaksana, Sinta, S.Pd., guru Sejarah Kebudayaan Islam di MDT ULA Syahabuddin, menggagas kegiatan galang donasi sebagai bentuk dukungan moral dan material kepada warga Gaza yang terus menjadi korban serangan dan penjajahan Zionis Israel.
"Ini bentuk kecil solidaritas kami untuk Palestina. Meski donasi kami mungkin tak besar, namun inilah bentuk kepedulian nyata dari anak-anak madrasah terhadap sesama umat yang tertindas," ujar Sinta dalam sambutannya.
Total donasi yang berhasil dikumpulkan dari para guru, wali murid, Wakil Bupati Siak H. Husni Merza, hingga para santri dan hadirin mencapai Rp450.000, yang akan disalurkan melalui YAKESMA, lembaga amil zakat nasional terpercaya.
Acara semakin mengharukan saat tampil ananda Isral Isromka, siswa kelas 4 MDT ULA Syahabuddin, membacakan puisi bertajuk "Ku Kabarkan Padamu Tentang Palestina". Dengan suara lantang dan penuh emosi, Isral menyampaikan kisah duka dan harapan anak-anak Palestina di tengah konflik yang berkepanjangan.
Usai pembacaan puisi, suasana makin menyentuh ketika sekelompok santri kelas 4, yang akan segera lulus dan meninggalkan madrasah tercinta, menyanyikan lagu berjudul "Atuna Tufuli". Lagu berbahasa Arab tersebut menjadi simbol suara hati anak-anak Palestina yang mendambakan kebebasan dan kedamaian.
Para guru dengan bangga, mengapresiasi penampilan para santri yang mampu menyampaikan pesan kemanusiaan dengan begitu menyentuh.
Wakil Bupati Siak, H. Husni Merza, yang hadir sebagai tamu kehormatan sekaligus alumni angkatan pertama MDT ULA Syahabuddin, menyampaikan rasa haru dan bangganya atas semangat kemanusiaan yang ditunjukkan anak-anak madrasah.
“Ini adalah bukti bahwa madrasah bukan hanya tempat belajar ilmu agama, tapi juga tempat tumbuhnya empati dan kepedulian terhadap dunia Islam. Teruskan semangat ini,” pesan beliau.
Acara ini tak hanya menjadi perpisahan, tetapi juga pelajaran besar bagi semua yang hadir: bahwa cinta, doa, dan aksi bisa melampaui batas-batas geografis. Dari Siak, gema kepedulian untuk Gaza pun mengalir bersama lantunan puisi dan nyanyian santri-santri kecil yang penuh cinta.(Lin)