RIAU24.COM - Empat anak tewas dan 30 lainnya cedera dalam sebuah serangan pada hari Rabu, 21 Mei, di dekat Titik Nol Khuzdar di Pakistan barat daya.
Anak-anak tersebut diangkut dengan bus dari Sekolah Umum Angkatan Darat ketika sekolah tersebut menjadi sasaran ledakan dahsyat di Jalan Raya Quetta-Karchi.
"Sebuah bus yang membawa anak-anak APS (Sekolah Umum Angkatan Darat) menjadi sasaran bom, yang sifatnya masih belum diketahui", kata Yashir Iqbal Dashti, seorang pejabat senior pemerintah daerah di Distrik Kuzdhar di provinsi Balochistan.
"Musuh menunjukkan kebrutalan dan menyerang anak-anak yang tidak bersalah. Serangan terhadap bus sekolah adalah konspirasi keji yang dilakukan musuh untuk menciptakan ketidakstabilan di negara ini. Dengan persatuan bangsa, setiap konspirasi akan digagalkan. Kami berdiri bersama keluarga yang berduka atas anak-anak yang meninggal," tulis sebuah posting di X oleh akun resmi Menteri Dalam Negeri Federal Pakistan.
Menteri Dalam Negeri Federal Pakistan, Mohsin Naqvi, mengutuk serangan terhadap anak-anak tak berdosa dan berdoa bagi para korban yang tewas dalam serangan itu.
"Menteri Dalam Negeri Federal Mohsin Naqvi mengutuk keras ledakan di sebuah bus dekat Titik Nol Khuzdar. Menteri Dalam Negeri menyampaikan duka cita dan penyesalan yang mendalam atas kematian 4 anak. Simpati dan belasungkawa yang tulus kepada keluarga anak-anak yang meninggal. Binatang buas yang menargetkan anak-anak yang tidak bersalah tidak pantas mendapatkan belas kasihan," tambah pernyataan postingan tersebut.
Belum ada laporan mengenai pelaku serangan; namun, dua kelompok separatis, Front Pembebasan Balochistan dan Tentara Pembebasan Balochistan, telah dikaitkan dengan serangan sebelumnya di wilayah Balochistan.
Menurut laporan media lokal, Balochistan Post, pada tanggal 19 Mei lalu, Front Pembebasan Balochistan dan Tentara Pembebasan Balochistan telah mengklaim beberapa serangan di Kalat, Gwadar, Panjgur, Awaran, dan Buleda, yang menewaskan sedikitnya 12 orang.
Pihak berwenang Pakistan tidak membenarkan atau membantah laporan serangan ini.
Pakistan telah menghadapi gangguan di wilayah Balochistan selama lebih dari satu dekade.
Masyarakat Balochistan semakin cemas karena mereka menyadari bahwa bangsa Punjab telah menjajah bangsa Baloch, Sindhi, dan Pashtun.
Mereka telah melancarkan perang pembebasan melawan penjajah mereka.
Banyak laporan tentang penahanan yang tidak sah, penghilangan paksa, dan kekerasan terhadap hak asasi manusia telah muncul di wilayah Balochistan.
(***)