RIAU24.COM - Amerika Serikat telah mengumpulkan informasi intelijen terbaru yang menunjukkan bahwa Israel tengah mempersiapkan kemungkinan serangan terhadap fasilitas nuklir di Iran, CNN melaporkan, mengutip beberapa pejabat AS yang mengetahui masalah tersebut.
Hal ini terjadi saat pemerintahan Trump tengah melakukan pembicaraan untuk mencapai kesepakatan diplomatik dengan Teheran terkait program nuklirnya.
Laporan itu menambahkan bahwa tidak jelas apakah para pemimpin Israel telah membuat keputusan akhir.
Sementara itu beberapa pihak dalam pemerintahan AS memperdebatkan kemungkinan serangan yang mungkin terjadi, yang bergantung pada bagaimana Israel memandang negosiasi AS mengenai program nuklir dengan Teheran.
Serangan semacam itu akan berisiko menimbulkan konflik regional yang lebih luas di Timur Tengah.
Kemungkinan serangan Israel terhadap situs nuklir Iran telah "meningkat secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir," kata beberapa sumber kepada CNN.
"Dan prospek kesepakatan AS-Iran yang dinegosiasikan Trump yang tidak menghapus semua uranium Iran membuat peluang terjadinya serangan menjadi lebih besar," tambahnya.
Menurut laporan tersebut, informasi intelijen tersebut berasal dari pesan publik dan pribadi dari pejabat senior Israel, komunikasi Israel yang disadap, dan gerakan militer yang menunjukkan kemungkinan serangan.
Dua sumber mengatakan kepada kantor berita tersebut bahwa AS telah mengamati pergerakan amunisi udara dan penyelesaian latihan udara.
Pembicaraan nuklir AS-Iran
Sebelumnya pada hari Selasa (20 Mei), Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengecam AS karena menuntut Teheran menghentikan pengayaan uranium.
Ia juga menyuarakan keraguan mengenai apakah perundingan nuklir dengan AS akan mencapai kesepakatan.
Presiden AS Donald Trump mengancam akan melakukan aksi militer terhadap Iran jika program nuklir Teheran gagal di tengah upaya pemerintahannya untuk menegosiasikan kesepakatan.
Sebelumnya pada bulan Maret, Trump memperingatkan Khamenei melalui surat, menetapkan batas waktu 60 hari bagi upaya tersebut untuk mencapai kemajuan, tambah laporan CNN.
Sudah lebih dari 60 hari sejak surat itu dikirim dan 38 hari sejak putaran pertama perundingan dimulai.
Putaran perundingan berikutnya akan berlangsung di Eropa minggu ini, kata Utusan Khusus Amerika Serikat untuk Timur Tengah Steve Witkoff.
Meskipun AS dan Iran mengajukan proposal, tidak ada proposal AS saat ini yang disetujui Trump meskipun perundingan telah berlangsung selama lebih dari sebulan dan difasilitasi oleh Oman.
(***)