Hati-Hati, Kasus COVID-19 Kembali Meningkat di Hong Kong dan Singapura, Ini Gejalanya

R24/dev
Hati-Hati, Kasus COVID-19 Kembali Meningkat di Hong Kong dan Singapura, Ini Gejalanya
Hati-Hati, Kasus COVID-19 Kembali Meningkat di Hong Kong dan Singapura, Ini Gejalanya

RIAU24.COM - Pandemi COVID-19 tampaknya belum benar-benar usai. Belakangan, gelombang kasus COVID-19 meningkat tajam di beberapa negara Asia, seperti Hong Kong dan Singapura.
Dikutip dari Times of India, lonjakan kasus ini disebabkan karena menurunnya kekebalan tubuh terhadap infeksi karena varian baru yakni Omicron JN.1 menyebar dengan cepat, sehingga meningkatkan angka rawat inap.

Di Hong Kong sendiri, tingkat infeksi COVID-19 mengalami lonjakan tajam, dari 1,7 persen di pertengahan Maret 2025, kini menjadi 11,4 persen.

Kenaikan kasus juga terjadi di Singapura. Kementerian Kesehatan Singapura kembali menyarankan warganya memakai masker untuk mengantisipasi penularan virus SARS-CoV-2 itu. Perkiraan jumlah kasus COVID-19 naik menjadi 14.200 pada periode 27 April hingga 3 Mei

Di Singapura, varian utama COVID-19 yang beredar di Singapura adalah LF.7 dan NB.1.8 cabang strain JN.1.

Konsultan penyakit dalam Rumah Sakit CK Birla, India dr Tushar Tayal membeberkan gejala-gejala yang bisa muncul dari infeksi varian di atas.

1. Batuk dan Sakit Tenggorokan
Menurut dr Tayal gejala yang terkait dengan jenis virus baru ini telah berkembang.

"Gejala umum terus berlanjut, termasuk demam, batuk, sakit tenggorokan, kelelahan, dan nyeri otot," katanya.

2. Sakit Tenggorokan
dr Tayal menambahkan adanya peningkatan prevalensi gejala saluran pernapasan atas seperti hidung tersumbat, bersin-bersin, dan sakit tenggorokan terus menerus yang seringkali menyerupai gejala flu biasa atau alergi.

3. Mual dan Muntah
Gejala terkait gastrointestinal atau saluran pencernaan seperti mual, muntah, dan diare juga bisa muncul akibat infeksi virus ini.

4. Brain Fog
dr Tayal mengatakan beberapa pasien melaporkan adanya gejala neurologis seperti sakit kepala dan gangguan kognitif yang disebut brain fog.

5. Iritasi Mata
Pada anak-anak, terutama bayi bisa muncul gejala unik seperti non-purulent conjunctivitis (iritasi mata).

"Meskipun penularan varian ini meningkat, tingkat keparahan penyakit secara umum tetap lebih rendah dibandingkan dengan jenis sebelumnya, terutama di antara individu yang telah divaksinasi," kata dr Tayal.

"Meskipun demikian, potensi dampak yang parah tetap ada, terutama pada populasi yang rentan," tutupnya.

 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak