RIAU24.COM - Bursa saham global menguat pada Senin (12/5) setelah Amerika Serikat (AS) dan China mengumumkan kesepakatan dagang sementara yang dinilai pelaku pasar sebagai “lebih baik dari ekspektasi”.
Kesepakatan ini tercapai usai perundingan tertutup dua hari antara pejabat tinggi kedua negara di Jenewa, Swiss.
Dalam konferensi pers yang digelar pagi hari waktu setempat, Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer menyampaikan bahwa tarif timbal balik kedua negara akan diturunkan dari lebih dari 100 persen menjadi hanya 10 persen selama 90 hari ke depan.
Namun, AS tetap memberlakukan tarif sebesar 20 persen untuk produk terkait fentanyl dari China. Artinya, tarif total untuk produk asal China akan tetap di angka 30 persen selama periode jeda ini.
Baca Juga: Konsisten Sebagai Pelopor Keselamatan Berkendara, Berikut Tips dan Trik Generasi Pelajar #Cari_Aman
Kabar ini langsung disambut positif oleh pasar keuangan global. Indeks Stoxx 600 Eropa naik 1 persen, indeks DAX Jerman mencetak level tertinggi dalam satu tahun, dan saham-saham yang terdaftar di Hong Kong melonjak sekitar 3 persen.
Di Wall Street, kontrak berjangka indeks Nasdaq melesat 3,8 persen, S&P 500 naik 2,8 persen, dan Dow Jones menguat 3,1 persen sebelum pembukaan perdagangan.
“Ini adalah kemenangan besar bagi pasar dan para investor bullish,” kata Dan Ives, analis di Wedbush.
Ia menyebut pemangkasan tarif secara besar-besaran sebagai skenario impian yang melampaui ekspektasi pasar.
Kepala Strategi Pasar Asia Pasifik di JPMorgan Asset Management, Tai Hui, menyebut kesepakatan ini sebagai langkah positif yang dapat memicu kembali sentimen “risk-on” di pasar.
“Penurunan tarif ini lebih besar dari perkiraan,” kata Hui.
Namun ia mengingatkan, 90 hari mungkin tidak cukup untuk menyusun perjanjian dagang yang komprehensif.
“Kesepakatan ini tetap memberikan tekanan untuk menjaga momentum negosiasi.”
Ia menambahkan bahwa respons positif pasar bisa mengurangi tekanan terhadap bank sentral AS, The Federal Reserve, untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
Jordan Rochester dari Mizuho Bank menyebut kesepakatan ini sebagai “kabar yang jauh lebih baik dari perkiraan”. Menurutnya, kebijakan ini dapat meredam narasi “Sell America” yang sebelumnya mendominasi pasar.
Indeks dolar AS naik 1 persen pada Senin pagi, sementara imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik enam basis poin.
Rochester memperkirakan, tarif efektif AS terhadap produk China akan turun dari 108,8 persen menjadi 27 persen, artinya jauh lebih rendah dari perkiraan pasar sebelumnya di kisaran 50-60 persen.
Analis senior di Sydbank, Mikkel Emil Jensen, menilai jeda tarif 90 hari sebagai “penurunan eskalasi besar” dalam perang dagang AS-China.
Baca Juga: Regulator Perbankan Global Berkomitmen untuk Menangani Risiko Iklim
Ia memperkirakan langkah ini akan mendorong peningkatan permintaan global dan berdampak positif pada perdagangan dunia, termasuk sektor pelayaran.
Saham perusahaan pengapalan raksasa Maersk tercatat melonjak lebih dari 12 persen pada Senin pagi. Sementara itu, Deutsche Bank dalam catatan resminya menyebut bahwa pengumuman ini “bahkan melampaui ekspektasi konstruktif kami”.
Mereka merekomendasikan investor untuk kembali melirik sektor-sektor yang sebelumnya terpukul akibat tarif, seperti manufaktur dan logistik, meskipun tetap berhati-hati terhadap sektor otomotif, kesehatan, dan semikonduktor.