RIAU24.COM - Juru bicara Kementerian Perdagangan China He Yongqian mengatakan pada hari Kamis (10 April) bahwa pintu Beijing tetap terbuka untuk pembicaraan, tetapi ancaman dan paksaan bukanlah cara yang tepat untuk berurusan dengan China.
"Posisi China jelas dan konsisten. Jika AS ingin berbicara, pintu kami tetap terbuka, tetapi dialog harus dilakukan atas dasar saling menghormati dan kesetaraan," katanya dalam konferensi pers reguler.
Juru bicara itu menambahkan, "Jika AS ingin berperang, tanggapan kami akan berlanjut sampai akhir. Tekanan, ancaman, dan paksaan bukanlah cara yang tepat untuk menghadapi Tiongkok," tambahnya.
Ini terjadi di tengah perang dagang yang dilancarkan oleh Presiden AS Donald Trump karena ketegangan antara kedua negara meningkat.
Sementara itu, juru bicara kementerian luar negeri China Lin Jian mengatakan, "Tujuan AS tidak memenangkan dukungan rakyat dan akan berakhir dengan kegagalan."
"China tidak akan duduk santai dan membiarkan hak dan kepentingan sah rakyat China dirampas," tambah Lin.
Perang dagang AS-China
Pada hari Rabu (9 April), Trump menaikkan tarif pada China menjadi 125 persen mulai segera setelah Beijing menolak untuk mundur terhadap ancaman dan ‘pemerasannya’.
China telah menaikkan pungutan pembalasannya menjadi 84 persen setelah AS memberlakukan tarif 104 persen pada barang-barang China pada hari Selasa (8 April).
Di sisi lain, presiden AS telah mengumumkan jeda 90 hari dan tarif timbal balik yang diturunkan secara substansial untuk lebih dari 75 negara yang telah mencari negosiasi dengan pemerintahan Trump menyusul tarif timbal balik yang diberlakukan pada 2 April.
China akan 'mengurangi moderat' impor film AS
Administrasi Film China mengatakan pada hari Kamis (10 April) bahwa mereka akan mengurangi secara moderat jumlah film AS yang diimpor ke negara itu.
"Tindakan yang salah dari tarif tanpa pandang bulu pemerintah AS terhadap China pasti akan semakin mengurangi kesan yang menguntungkan penonton domestik pada film-film Amerika," kata sebuah pernyataan dari administrasi film.
"Kami akan mengikuti hukum pasar, menghormati pilihan penonton, dan mengurangi jumlah film AS yang diimpor," tambah pernyataan itu.
(***)