Kondisi Terkini Pasca Gempa di Myanmar, Ada Tantangan Operasi Penyelamatan

R24/riz
Gempa Myanmar
Gempa Myanmar

RIAU24.COM - Kelompok-kelompok bantuan di Myanmar pada Selasa (1/4) menggambarkan kehancuran dan keputusasaan setelah gempa magnitudo 7,7 yang menewaskan lebih dari 2.700 orang, dengan menekankan kebutuhan mendesak akan makanan, air, dan tempat berlindung, serta memperingatkan bahwa waktu untuk menemukan korban selamat semakin sempit.

Sementara pada sisi fasilitas perawatan kesehatan dan tenaga kesehatan sangatlah terbatas.

Banyak tim yang kurang terampil dalam memberikan layanan kesehatan. Padahal korban luka-luka mengalami peningkatan, di mana transfusi darah tidak bisa dilakukan karena kurangnya stok. Juga kantong mayat dan alat pelindung diri untuk tim penyelamat sangat dibutuhkan.

Baca Juga: WHO: Pengurangan Bantuan Bisa Berdampak Seperti Pandemi yang Berujung pada Kematian Ibu Hamil

Cuaca panas 35 hingga 40 derajat celcius pada siang hari berisiko memperburuk situasi kritis secara keseluruhan.

Pada saat yang sama, area bertekanan rendah yang potensial diperkirakan akan terbentuk di Teluk Benggala minggu ini, yang dapat menyebabkan hujan lebat di banyak bagian negara tersebut.

Hal ini dapat semakin menantang operasi penyelamatan dan bantuan karena kurangnya tempat penampungan sementara.

Bangunan tua yang runtuh menimbulkan risiko paparan asbes yang tinggi. Ada kekhawatiran bahwa bendungan dapat runtuh di area yang terkena dampak, yang berpotensi menyebabkan banjir di beberapa komunitas hilir dan memperburuk tantangan. 

WHO terus mengoordinasikan Sekretariat Tim Medis Darurat (EMT) melalui jaringan globalnya seperti Republik Rakyat Tiongkok, Belarus, Prancis, India, Rusia, Thailand, dan Turki.

Baca Juga: Pasar Saham Anjlok Setelah Balasan Tiongkok Terhadap Tarif Trump, Memicu Perang Dagang

Rapat Mitra Kesehatan Operasional ad hoc telah dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2025 untuk mengoordinasikan respons gempa bumi.

Rapat tersebut difokuskan pada pelaksanaan penilaian kebutuhan cepat, peninjauan pasokan yang tersedia untuk mitra kesehatan, persiapan untuk potensi wabah penyakit, dan penguatan sistem pengawasan untuk deteksi dini dan respons.

WHO telah meluncurkan permohonan mendesak untuk bantuan sebesar US$ 8 juta untuk respons gempa bumi di Myanmar.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak