RIAU24.COM - Gedung Putih pada hari Jumat (14 Maret) menuduh kelompok militan Palestina Hamas membuat tuntutan sama sekali tidak praktis dan menunda kesepakatan untuk membebaskan sandera AS-Israel dengan imbalan perpanjangan gencatan senjata Gaza.
Utusan khusus AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff secara terbuka berbicara tentang proposal jembatan, yang dia presentasikan di Qatar pada hari Rabu untuk memperpanjang fase pertama gencatan senjata hingga pertengahan April jika Hamas membebaskan sandera yang masih hidup dengan imbalan tahanan Palestina.
"Hamas membuat taruhan yang sangat buruk bahwa waktu ada di pihaknya. Tidak," bunyi pernyataan dari kantor Witkoff dan Dewan Keamanan Nasional AS.
"Hamas sangat menyadari tenggat waktu, dan harus tahu bahwa kami akan merespons dengan tepat jika tenggat waktu itu berlalu," tambahnya.
Pernyataan itu menegaskan kembali kepada Hamas bahwa Trump bersumpah bahwa Hamas akan membayar harga yang mahal karena tidak membebaskan sandera.
"Hamas diberitahu dengan jelas bahwa 'jembatan' ini harus segera diimplementasikan dan bahwa warga negara ganda AS-Israel Edan Alexander harus segera dibebaskan," kata pernyataan itu.
"Sayangnya, Hamas telah memilih untuk menanggapi dengan secara terbuka mengklaim fleksibilitas sementara secara pribadi membuat tuntutan yang sama sekali tidak praktis tanpa gencatan senjata permanen," tambahnya.
Sebelumnya pada hari itu, Hamas mengatakan bahwa mereka siap untuk membebaskan sandera Israel-Amerika dan sisa-sisa empat lainnya, setelah militan Palestina dan Israel melanjutkan negosiasi gencatan senjata Gaza secara tidak langsung.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam Hamas karena menolak apa yang mereka sebut 'proposal Witkoff'.
"Sementara Israel telah menerima proposal Witkoff," kata Kantor Perdana Menteri, "Hamas tetap tegas dalam penolakannya dan tidak bergeming satu milimeter pun."
Selanjutnya, PMO menuduh Hamas terlibat dalam manipulasi dan perang psikologis.
Netanyahu dijadwalkan untuk mengumpulkan para pembantu utama dan menteri senior pada Sabtu malam untuk mendengar pengarahan dari para negosiator Israel, dengan mengatakan bahwa kantornya akan memutuskan langkah selanjutnya.
(***)