RIAU24.COM - Media sosial menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan manusia saat ini. TikTok menjadi salah satu media sosial yang paling banyak diakses dan menyediakan klip video singkat yang menarik untuk ditonton.
Sebuah penelitian menunjukkan terlalu sering menonton klip atau video pendek di media sosial dapat mempengaruhi fungsi otak, yakni defisit kognitif.
Menurut para ilmuwan di China's Tianjin Normal University and the University of California, Los Angeles, Amerika Serikat, orang-orang dengan kecanduan video pendek mengalami morfologi atau struktur otak yang berbeda dibandingkan dengan orang lain.
"Orang-orang yang kecanduan ini cenderung mengonsumsi konten yang dipersonalisasi secara berlebihan hingga mengganggu aktivitas lain secara negatif," tulis peneliti yang dikutip dari South China Morning Post.
Setelah melakukan pemindaian otak pada 112 orang yang berusia antara 17 dan 30 tahun, para peneliti menemukan adanya defisit kognitif dalam rentang perhatian, pembelajaran, memori, serta depresi dan kecemasan.
Kondisi yang kerap disebut pembusukan otak atau brain rot biasanya dikaitkan dengan sesi panjang pada aplikasi yang khusus menyediakan klip video pendek. Misalnya seperti TikTok, Snapchat, Instagram, Facebook, dan X.
"Kecanduan video pendek telah muncul sebagai masalah perilaku dan sosial yang berkembang, didorong oleh meluasnya penggunaan platform digital yang menyediakan konten video yang sangat menarik, personal, dan singkat," kata para peneliti dalam sebuah makalah yang dipublikasikan oleh jurnal sains NeuroImage. ***