RIAU24.COM - Hamas mengatakan bahwa mereka akan menukar mayat empat sandera Israel untuk pembebasan lebih dari 600 tahanan Palestina, menandai selesainya fase pertama kesepakatan gencatan senjata Gaza.
Amerika Serikat menyatakan bahwa diskusi sedang berjalan seperti yang direncanakan untuk fase kedua perjanjian gencatan senjata, yang sebagian besar telah berlangsung tetapi kompleksitas dan implementasinya yang berkepanjangan telah menggarisbawahi kerapuhannya.
Gencatan senjata telah berhasil menghentikan perang Israel-Hamas yang dipicu oleh serangan 7 Oktober 2023.
Sebagai bagian dari perjanjian, 25 sandera telah dibebaskan hidup-hidup dengan imbalan pembebasan ratusan tahanan Palestina.
"Mediator telah memberi tahu Hamas bahwa pertukaran (sandera-tahanan) akan berlangsung pada hari Kamis. Hamas dan faksi-faksi perlawanan lainnya akan menyerahkan empat mayat tawanan Israel, dan sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan lebih dari 600 tahanan Palestina," kata seorang pejabat Hamas kepada kantor berita AFP.
Pejabat senior Hamas lainnya mengatakan pertukaran akan terjadi secara bersamaan.
Utusan utama Presiden AS Donald Trump mengatakan di Washington bahwa perwakilan Israel sedang menuju diskusi tentang fase berikutnya dari kesepakatan gencatan senjata.
"Kami membuat banyak kemajuan. Israel mengirim tim sekarang saat kami berbicara," kata Steve Witkoff dalam sebuah acara untuk Komite Yahudi Amerika.
"Entah itu akan terjadi di Doha atau di Kairo, di mana negosiasi akan dimulai lagi dengan Mesir dan Qatar," katanya.
Israel mengatakan kesepakatan tercapai untuk menerima mayat 4 sandera Gaza
Israel mengatakan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dengan mediator untuk pengembalian mayat empat sandera Israel yang ditahan di Gaza, menurut kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Sementara itu, sandera Israel yang dibebaskan Yarden Bibas, yang istri dan dua putranya tewas dalam tahanan di Gaza, meminta maaf pada Rabu (26 Februari), karena tidak dapat melindungi keluarganya selama serangan 7 Oktober 2023 oleh kelompok militan Hamas.
"Shiri, saya minta maaf saya tidak bisa melindungi Anda semua," katanya dalam pidatonya pada pemakaman istrinya, Shiri, dan dua putranya, Kfir dan Ariel, di sebuah pemakaman dekat kibbutz Nir Oz, dari mana keempatnya ditangkap oleh militan Palestina selama serangan itu.
(***)