RIAU24.COM - Menjelang Musyawarah Daerah (Musda) DPD I Partai Golkar Provinsi Riau, sejumlah kader partai berlambang pohon beringin tersebut melakukan pertemuan dengan Wakil Gubernur Riau, SF Hariyanto. Pertemuan ini digelar di rumah dinas Wagubri yang berlokasi di Jalan Sisingamangaraja, pada Senin malam (24/2/2025).
Hadir dalam pertemuan tersebut sejumlah kader Golkar, di antaranya Suparman, Ida Yulita Susanti, Indra Gunawan Eet, Nasarudin, Edwin Syarif, Taufik Erman, Syafitri Golkaria, Ahmad Fikri, serta tokoh senior Golkar Yuherman Yusuf. Selain kader Golkar, beberapa tokoh masyarakat juga turut hadir.
Nasarudin, salah satu kader Golkar yang hadir, menegaskan bahwa pertemuan tersebut bukanlah agenda partai atau politik, melainkan sekadar silaturahmi antar tokoh masyarakat menyambut bulan Ramadan.
"Ini hanya silaturahmi biasa menjelang Ramadan," ujarnya. Selasa (25/2/2025).
Pernyataan serupa disampaikan oleh Ida Yulita Susanti, kader Golkar lainnya. Menurutnya, pertemuan tersebut murni bertujuan untuk menjalin silaturahmi antar tokoh masyarakat, tanpa membahas agenda politik atau dukungan.
"Ini hanya silaturahmi menyambut Ramadan, tidak ada agenda politik. Kader Golkar hadir bersama tokoh-tokoh masyarakat," jelasnya.
Ketika ditanya apakah ada pembahasan politik dalam pertemuan tersebut, Ida menegaskan bahwa hal tersebut tidak terjadi. Ia menyebut bahwa SF Hariyanto sudah dipastikan akan menjadi Ketua Golkar Riau saat Musda nanti.
"Ketua Golkar Riau tinggal menunggu Musda. Kami yakin Pak SF akan menjadi Ketua Golkar Riau," ujar Ida.
Ia juga menambahkan bahwa sudah ada lampu hijau dari Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, sehingga SF Hariyanto diprediksi akan terpilih secara aklamasi.
Musda Golkar Riau rencananya akan digelar setelah Idul Fitri. Saat ini, dua kandidat utama yang bersaing ketat adalah Parisman Ihwan, yang didukung oleh kubu Syamsuar, dan SF Hariyanto, yang didukung oleh kubu Suparman, Nasarudin, dan lainnya. Pertemuan silaturahmi ini pun menjadi sorotan publik, meski para peserta menegaskan bahwa tidak ada agenda politik yang dibahas.
