RIAU24.COM - Seorang remaja berusia 16 tahun mendatangi unit gawat darurat (UGD) dengan keluhan sakit dada. Kondisi itu dia alami setelah nonton konser sehari sebelumnya.
Dilaporkan dalam Journal of Emergency Medicine, studi kasus yang terjadi di tahun 2017 berjudul "Screaming your Lungs Out!" A Case of Boy Band-Induced Pneumothorax..." - menjelaskan bagaimana seorang gadis dengan riwayat diabetes tipe-1 mendatangi unit gawat darurat di Texas setelah mengalami sesak napas. Selain itu, ia tampak sangat baik-baik saja dan tidak melaporkan adanya nyeri dada atau sakit tenggorokan.
Setelah pemeriksaan lebih lanjut, dokter menyadari bahwa gadis itu mengalami krepitus, yang berarti bagian tubuh mengeluarkan bunyi "krek", "kresek", dan "pop" yang tidak normal saat tekanan diberikan. Bunyi ini mirip dengan bunyi seseorang yang meretakkan buku-buku jarinya, tetapi jika krepitus terlihat di sekitar rongga dada, itu bisa menunjukkan bahwa udara telah keluar dari saluran udara ke jaringan lunak di sekitarnya.
Dr J Mack Slaughter yang mengobati gadis itu di Children's Medical Centre menemukan robekan di paru-paru yang menyebabkan udara keluar di tiga tempat: antara paru-paru dan dinding dada, ke dalam rongga dada, dan di belakang faring.
Kondisi ini secara medis dikenal sebagai pneumothorax, pneumomediastinum, dan pneumoretropharyngeum.
"Kombinasi ketiga diagnosis ini belum pernah terlihat sebelumnya," kata Dr Slaughter kepada BBC.
Berteriak atau bernyanyi yang memicu paru-paru kolaps jarang terjadi, sehingga Dr Slaughter hanya dapat menemukan dua laporan kasus lainnya. Satu adalah seorang sersan pelatih sementara yang lainnya adalah seorang penyanyi opera.
Setelah dirawat semalam, gadis itu menunjukkan tanda-tanda perbaikan kondisi dan diperbolehkan pulang.
"Kondisinya stabil dan aman untuk dipulangkan," kata Dr Slaughter. ***