RIAU24.COM - Pulau Santorini di Yunani, tempat wisata populer, mengumumkan keadaan darurat pada Kamis (6 Februari) setelah gempa terkuat berkekuatan 5,2 SR tercatat pada Rabu malam.
Getaran yang hampir konstan yang belum pernah terjadi sebelumnya baru-baru ini telah mengganggu kehidupan di pulau itu.
Athens Geodynamic Institute, otoritas terkemuka Yunani dalam analisis gempa, mencatat tujuh getaran berturut-turut berukuran lebih dari 4,0 magnitudo pada Kamis pagi.
Kementerian Perlindungan Sipil Yunani telah mengumumkan keadaan darurat hingga 3 Maret.
Serangkaian gempa telah memaksa ratusan orang untuk melarikan diri dari pulau itu dengan pesawat karena feri tidak diizinkan meninggalkan pelabuhan karena angin kencang.
Sesuai laporan, sekitar 11.000 orang diyakini telah meninggalkan pulau itu. Wilayah yang indah ini menyaksikan lebih dari 3,4 juta wisatawan per tahun dan merupakan rumah bagi sekitar 20.000 penduduk tetap.
Aktivitas seismik baru-baru ini telah menarik minat para ilmuwan karena sejauh ini para ahli tidak dapat memberikan kerangka waktu tertentu tentang kapan aktivitas seismik akan berakhir.
Direktur penelitian lembaga itu Athanassios Ganas mengatakan kepada saluran TV pemerintah ERT, bahwa intensitasnya turun tetapi belum stabil.
"Kami berada di titik tengah," kata wakil direktur institut Vassilis Karastathis kepada stasiun tersebut.
Sejak 26 Januari, lebih dari 6.000 getaran telah tercatat di Laut Aegea dekat pulau Santorini, Amorgos, Anafi dan Ios, kata lembaga itu pada hari Kamis.
Juru bicara pemerintah Pavlos Marinakis mengatakan, "seluruh mekanisme negara Yunani telah dimobilisasi untuk mempersiapkan segala kemungkinan.”
Israel bersiap untuk 'tsunami'
Di tengah situasi kacau di Yunani, Dewan Keamanan Nasional Israel di Kantor Perdana Menteri telah meminta pihak berwenang dan badan darurat untuk mempersiapkan kemungkinan tsunami di lepas pantai Israel.
Di masa lalu, tsunami telah melanda Israel dan di tengah antisipasi gempa bumi besar di pulau Santorini, Yunani, kemungkinan gempa bumi akan terjadi lagi relatif tinggi. Israel memiliki garis pantai Mediterania sepanjang hampir 200 kilometer.
Seperti dikutip dalam laporan lokal, ringkasan diskusi darurat yang diadakan Rabu malam mengatakan, "Mengingat jarak Negara Israel dari zona gempa bumi (sekitar 900 kilometer, atau 560 mil), perkiraan waktu peringatan untuk gelombang tsunami dari gempa bumi yang kuat adalah hingga dua jam."
"Badan darurat dan kementerian pemerintah diminta untuk mempersiapkan kemungkinan bahwa Negara Israel mungkin menghadapi gelombang tsunami menuju ke sana," tambahnya.
(***)