Pria Ini Ukir Rekor Tinggal di Laut Terlama, Begini Caranya

R24/riz
Laut
Laut

RIAU24.COM Rdiger Koch, seorang insinyur kedirgantaraan berusia 59 tahun asal Jerman, tengah berusaha untuk memecahkan rekor dunia Guinness World Records sebagai individu yang paling lama tinggal di habitat bawah laut. 

Insinyur kedirgantaraan itu menghabiskan 101 hari di bawah Laut Karibia di luar Teluk Linton, Panama, mengalahkan rekor sebelumnya yang ditorehkan Dr. Joseph Dituri selama 100 hari.

Hunian yang sepenuhnya berada di perairan ini dirancang dan dijual oleh perusahaan miliknya, Ocean Builders. Bersama co-founder dan CEO Ocean Builders Grant Romundt, Koch menceritakan tantangan menghabiskan lebih dari tiga bulan di bawah air, dan bagaimana hal ini bisa menjadi latihan untuk perjalanan luar angkasa.

Baca Juga: Yoon Suk Yeol Dalam Lingkaran Malapetaka Setelah Penyelidikan Diluncurkan Terhadap Istrinya Terkait Plagiarisme

Kamar bawah air Koch memang agak sempit, hanya sekitar 28 meter persegi. Namun, ilmuwan itu tampak tidak terpengaruh oleh lingkungannya yang terisolasi. Ia mengatakan terkejut bisa tinggal lama di sana.

"Saya sebenarnya sudah menduga akan ada beberapa hal yang muncul. Awalnya kami mengalami kendala listrik. Saya menggunakan listrik terlalu banyak, dan beberapa hal lainnya. Namun selain itu tidak ada yang serius," ujarnya seperti dikutip dari BoredPanda.

Tujuan melakukan tantangan ini tentu saja untuk membuktikan kelayakan Deepwater SeaPod buatan Ocean Builders. Perusahaan ini juga diketahui akan membangun kota terapung.

"Tidak seperti SeaPod standar yang dirancang untuk kedalaman sekitar empat meter, Deepwater SeaPod merupakan habitat manusia terapung yang cocok untuk lautan terbuka dan mampu menahan gelombang besar," sebut Koch.

Koch yang merupakan kepala teknisi Ocean Builders menyebutkan, stabilitas adalah salah satu keunggulan utama SeaPod mereka. Bahkan model air dangkal saat ini tidak bergoyang di ombak seperti perahu.

"Sering kali Anda bahkan tidak merasakan gerakan di SeaPod buatan kami," Grant meyakinkan.

Mereka juga mempromosikan SeaPod mereka jauh lebih luas dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas, termasuk dapur, ruang tamu, kamar mandi, dan kamar tidur, serta balkon dengan perabotan lengkap.

Peralatan seperti lemari es besar hingga tempat tidur dengan suhu terkontrol dioperasikan dengan tenaga surya yang dikelola oleh komputer internal berpendingin cairan. Sistem ini terpusat dalam pemandangan teluk 360 derajat yang indah. Secara keseluruhan, hunian ini memiliki luas sekitar 77 meter persegi.

Ocean Builders sudah memproduksi SeaPods di perairan dangkal secara komersial di Linton Bay, Panama. Mereka pindah ke Panama setelah pemerintah Thailand menghancurkan prototipe pertama mereka di lepas pantai Phuket pada 2019.

Setelah penghancuran prototipe pertama itu, Ocean Builders menjadi terkenal dalam gerakan Seasteading, menarik perhatian kaum libertarian, anarkis, dan aktivis lain yang mencari cara untuk lepas dari otoritas pemerintah. Namun, Grant mengakui bahwa SeaPods menarik banyak pelanggan.

"Ada banyak profil pelanggan karena kami menarik minat berbagai jenis pasar seperti pekerja lepas digital, penggemar kripto, pelaut yang gemar berlayar, tetapi mungkin menginginkan sesuatu yang lebih seperti rumah sudah lama berlayar. Lalu ada orang-orang kreatif seperti musisi dan seniman yang menginginkan tempat yang benar-benar menginspirasi untuk bekerja," tuturnya.

Baca Juga: Kebakaran Hutan Los Angeles Melanda Hollywood, Biden Batalkan Perjalanan Ke Italia

Sementara itu, Grant berbagi pengalamannya bahwa ia sudah lama merasakan dorongan untuk hidup di atas air. Sebelum mendirikan Ocean Builders, ia tinggal di rumah terapung di marina di Toronto, Kanada, sehingga menginspirasinya untuk tinggal di air.

Dengan Deepwater SeaPod, duo pendiri Ocean Builder melihat mereka selangkah lebih dekat untuk menciptakan kota terapung. Menurut keduanya, hunian semacam ini akan sangat penting di masa depan karena naiknya permukaan laut.

Namun, kota terapung pun bukanlah tujuan akhir Koch. Sebagai seorang insinyur kedirgantaraan, ia mendirikan Ocean Builders karena ketertarikannya pada peluncuran luar angkasa dan upaya bertahan hidup di sana dengan belajar dari lingkungan di lautan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak