RIAU24.COM - Di tengah perjuangan untuk menyelamatkan dirinya dari penangkapan, Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan Yoon Suk Yeol telah mendarat di sup lain setelah istrinya dituduh menjiplak tesis masternya.
Sesuai laporan South China Morning Post, penyelidikan telah diluncurkan terhadap Kim Keon Hee, Ibu Negara Korea Selatan, oleh Universitas Wanita Sookmyung pada tahun 2022.
Kim telah dituduh memalsukan tesis yang dia ajukan pada tahun 1999 untuk mengejar gelar master.
Universitas mempresentasikan laporan tersebut kepada Kim pada Desember 2024 2024, dan dia diperkirakan akan menentang temuan tersebut pada akhir Januari 2025, kantor berita itu melaporkan.
Telah dilaporkan bahwa jika Ibu Negara Korea Selatan memutuskan untuk mengajukan banding terhadap keputusan universitas, mereka akan mempertimbangkannya sebelum mengajukan hasil akhir.
Berbagai kontroversi tentang Kim
Ini bukan pertama kalinya Kim jatuh ke dalam kontroversi karena kredensial akademisnya.
Selain menghadapi tuduhan manipulasi pasar saham dan campur tangan dalam nominasi pemilu, dia telah menjadi berita utama untuk catatan akademik sejak 2022.
Universitas Kookmin Korea Selatan memberinya kata-kata bersih setelah menyelidiki gelar doktoralnya selama berbulan-bulan.
Dia mendapatkan gelar itu pada tahun 2008.
Kehidupan pribadi
Kim mengambil jurusan melukis di Universitas Kyonggi dan memperoleh gelar master dalam pendidikan seni.
Dia kemudian memperoleh gelar PhD dalam desain konten digital. Terlepas dari variasi gelarnya, dia terus mengajar di berbagai sekolah.
Pada tahun 2007, ia mendirikan perusahaan konten budaya bernama Covana Contents.
Dia menikah dengan Yoon pada tahun 2012 ketika dia berusia 40 tahun dan dia berusia 52 tahun.
Pada 2018, dia mengklaim dalam sebuah wawancara bahwa dia telah mengenal presiden yang dimakzulkan untuk waktu yang lama tetapi menikah setelah saran seorang teman bersama.
Kontroversi terbaru datang ketika Yoon berada dalam kekacauan politik setelah dia dimakzulkan menyusul upayanya yang gagal untuk memberlakukan darurat militer di negara itu.
(***)
