RIAU24.COM -Netizen ramai membahas Patrick Kluivert yang dalam 24 jam belakang menjadi sorotan publik.
Rumor soal Patrick Kluivert yang bakal menjadi pelatih Timnas Indonesia menguat saat salah satu jurnalis asal Italia, Fabrizio Romano mencuit soal pelatih Timnas yang diduga bakal gantikan Shin Tae-yong itu.
“Patrick Kluivert siap menandatangani kontrak sebagai pelatih kepala baru Indonesia. Kesepakatan selesai. Dua tahun ditambah opsi dua tahun, presentasi akan berlangsung pada 12 Januari di Indonesia,” demikian unggahan Fabrizio Romano yang viral.
Pemilik nama Patrick Stephan Kluivert itu bukan merupakan nama baru di dunia sepak bola. Dia adalah mantan striker Timnas Belanda yang pernah memperkuat klub-klub top Eropa seperti Ajax Amsterdam, New Castle United, Barcelona, dan AC Milan.
Dengan pengalamannya itu, kemampuan Patrick Kluivert sebagai pemain sepak bola tidak diragukan lagi. Patrick Kluivert telah mencetak 40 gol dalam 79 kali pertandingan saat membela Timnas Belanda.
Dia bahkan didapuk sebagai pencetak gol sepanjang masa Belanda hingga tahun 2013 sebelum Robin Van Persie yang mencetak rekor baru.
Usai gantung sepatu, Patrick Kluivert meneruskan karier sebagai seorang pelatih di beberapa tim nasional. Dia juga sempat menjadi asisten Louis van Gaal di Timnas Belanda.
Meski kariernya cemerlang, Patrick Kluivert ternyata memiliki rekam jejak yang cukup kontroversial. Dia disebut pernah terseret kasus judi hingga harus berhutang kepada geng kriminal.
Kasus tersebut terjadi saat Patrick Kluivert menjadi pelatih FC Twente pada 2012 silam.
Karena kontroversi di masa lalu itu, banyak yang menyayangkan langkah PSSI yang dikabarkan akan segera menjadikan Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Tak sampai disitu saja, Pro kontra pemecatan Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia membuat PSSI, terutama Erick Thohir sang ketua umum, menjadi bulan-bulanan warganet.
Padahal menurut Arya Sinulingga selaku Juru Bicara, Erick sudah mengambil risiko besar dengan mendepak STY di tengah-tengah masa kualifikasi Piala Dunia 2026.
"Kami ini mengambil risiko berat dengan langkah kami, kenapa? Andaikan kita tetap biarkan STY, kalah kita di Piala Dunia, paling yang dimaki-maki orang STY bukan Pak Erick. Tapi ini enggak, risiko diambil oleh Pak Erick. Banyak yang bilang ini akan banyak serangan, itu bukti bahwa kami tidak mencari popularitas, yang kita utamakan adalah Timnas," tutur Arya dalam tayangan KOMPAS TV.
"Belum lagi denda, kami kan harus bayar denda ke STY. Dari segi risiko publik banyak netizen yang bilang begini, dari segi risiko popularitas apalah semua, di keuangan juga iya, itu diambil semua oleh kita supaya ada hal baik yang harus dilakukan karena melihat situasi dan kondisi yang kita lihat, mau nggak mau kita harus menjaga harmonisasi antara program baik, pelatih yang baik, dan pemain yang baik," tandasnya.
Pernyataan Arya membuat publik kian meradang, termasuk menudingnya hanya berusaha pasang badan bahkan menjilat Erick.
(***)