RIAU24.COM - Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) telah melaporkan bahwa seorang anak tewas setiap jam di Gaza di tengah konflik yang sedang berlangsung.
Sejak perang dimulai, UNICEF telah mencatat kematian 14.500 anak.
Hilangnya nyawa yang tidak bersalah
UNRWA mengutuk pembunuhan anak-anak, menyebutnya sesuatu yang tidak dapat dibenarkan.
Para penyintas, lembaga itu mencatat, ditinggalkan secara fisik dan emosional, dengan banyak anak kehilangan pendidikan dan dibiarkan mencari melalui puing-puing alih-alih belajar di sekolah.
Meningkatnya korban di tengah meningkatnya kekerasan
Angka terbaru dari otoritas kesehatan Gaza menunjukkan bahwa lebih dari 45.000 warga Palestina telah tewas sejak konflik meningkat setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 sandera.
Upaya gencatan senjata dan negosiasi sandera
Mengingat kekerasan yang sedang berlangsung, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengakui beberapa kemajuan dalam diskusi tentang gencatan senjata dengan imbalan pembebasan sandera.
Namun, dia menyatakan bahwa garis waktu untuk kesepakatan apa pun tidak pasti.
Netanyahu menekankan komitmen Israel untuk terus bekerja untuk membawa pulang para sandera.
(***)