RIAU24.COM - Tiongkok pada hari Rabu (13 November) mengadakan latihan tempur laut dan udara di Scarborough Shoal yang disengketakan di Laut China Selatan.
Tiongkok merebut daerah tak berpenghuni ini dari Filipina pada tahun 2012.
Ketegangan antara Tiongkok dan Filipina telah meningkat atas klaim mereka yang bersaing atas Scarborough Shoal dan singkapan lainnya di Laut Cina Selatan.
Menurut sebuah laporan oleh kantor berita Associated Press, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Ini adalah kegiatan patroli dan penjaga yang dilakukan oleh pasukan teater sesuai dengan hukum."
Filipina memanggil duta besar Tiongkok di Manila
Departemen Luar Negeri Filipina memanggil duta besar Tiongkok di Manila untuk memprotes garis dasar Tiongkok di sekitar Scarborough Shoal.
Departemen itu mengatakan garis dasar melanggar kedaulatan Filipina dan bertentangan dengan hukum internasional, terutama Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982 dan arbitrase 2016.
Garis dasar tidak memiliki dasar hukum dan tidak mengikat Filipina, tambah departemen itu.
Tiongkok menerbitkan garis dasar untuk Scarborough Shoal
Latihan tempur oleh China terjadi beberapa hari setelah menerbitkan garis dasar untuk Scarborough Shoal.
Kementerian Luar Negeri pada hari Minggu (10 November) memposting koordinat geografis online untuk garis dasar di sekitar beting.
Langkah ini dilakukan dua hari setelah Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr pada hari Jumat menandatangani dua undang-undang yang bertujuan memperkuat klaim maritim negara itu dan memperkuat integritas wilayahnya, di tengah ketegangan dengan China di Laut China Selatan.
Undang-Undang Zona Maritim dan Undang-Undang Jalur Laut Kepulauan akan menentukan hak maritim Filipina dan menetapkan jalur laut dan rute udara yang ditunjuk untuk memperkuat kedaulatan dan hak maritim berdasarkan hukum internasional.
(***)